batas mata memandang masih seperti biasa
mengintip pagi
mengeringkan embun yang masih membasahi
Kita hanya bisa menyaksikan harmoni pagi
dalam kelakar rindu tanpa bunyi
pagi berjalan sepi
yang direkat batas isolasi
Biarkan pagi tanpa bunyi-bunyi
berikan kebebasan suara unggas di belakang rumah bersimponi
kita jadi pendengar yang sedang menutup pintu rumah yang sudah jarang dibuka
tidak lagi membikin jejak kaki di atas butiran embun yang kini bertanya
Entah sampai kapan?
Apakah ini penantian?