Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Senyum yang hilang di jalan-jalan Ibu Kota

24 November 2011   10:12 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:15 85 0
Kemacetan sudah bukan barang asing untuk penghuni Ibukota, pagi, siang sore, bahkan hingga menjelang tengah malam masih terjadi kemacetan di titik-titik tertentu jalan Jakarta. Bisa dibayangkan jika seorang marketing leasing sepeda motor ditarget untuk menjual 100 unit perbulan dengan persyaratan yang sangat mudah.. Kalau ada 500 marketing berarti 50 ribu motor yang akan beredar luas.. Woww..!!. Itu baru sepeda motor, belum lagi kendaraan mobil dengan tawaran Down Payment (red. DP) yang bisa dicicil.. luar biasa.. Tapi saya tidak mau larut dengan angka-angka tersebut karena akan menimbulkan perdebatan yang panjang..

Pagi itu saya mencoba untuk kembali mengendarai sepeda motor matic saya dengan tidak terlalu tergesa, setelah beberapa lama saya mencoba untuk menggunakan alat transportasi Kereta Listrik jurusan Depok. Jalan sangat ramai di Jalan Pesojo arah Pancoran dari Saharjo, walaupun ramai tidak sedikit kendaraan khususnya sepeda motor dengan kecepatan tinggi dan berusaha untuk menyalip kendaraan lainnya, karena itu saya mengendarai sepeda motor matic saya agak kekiri jalan menghindari kendaraan yang melaju kencang di tengah dan paling kanan lajur jalan.

Terdengar jelas raungan sebuah sepeda motor Yamah Jupiter MX dibelakang saya, motor yang terbilang masih baru itu dilengkapi dengan knalpot yang suaranya cukup membuat bising ditelinga. Dia berusaha masuk diantara sepeda motor saya dengan pengendara motor lainnya disebelah kanan tapi sayang tidak berhasil karena jalan memang cukup rapat dan ramai. Alhasil setelah beberapa meter kedepan dan jalan agak sedikit terbuka dia memaksa masuk dan dengan sengaja menyenggol kemudi sepeda motor saya, dengan sangat kaget sambil mengimbangi sepeda motor yang oleng akibat senggolan tadi. Kontan saya menoleh kearahnya, tetapi dengan sigap orang tersebut membuka kaca helm dan memaki-maki saya dengan mengatakan saya telah salah karena telah menyalipnya.. haduh.. anehh.. sekilas saya berpikir dan mengingat kalau sedari tadi saya berjalan tidak dengan kecepatan tinggi ataupun menyalip kendaraan lain.

Lain lagi kejadian kemarin pagi, dengan santai saya mengayuh sepeda saya menuju kantor dari Saharjo menuju Depok, jalan sangat ramai pagi itu hingga sebisa mungkin saya berjalan paling kiri jalan karena kalau sampai terjadi benturan dengan sepeda motor ataupun mobil akan berakibat fatal buat saya. Setelah lampu merah duren tiga kalibata, dari belakang muncul angkutan umum Mikrolet M16 jurusan Kp.Melayu-Ps.Minggu yang berjalan semakin kepinggir untuk menjemput calon penumpang memepet sepeda saya yang sudah sangat dekat dengan trotoar. Karena reflek dan kaget kaki saya menendang body belakang angkot tersebut, mungkin karena kesal saya menendang body angkotnya akhirnya dia menghalangi jalan saya. Dengan santai sambil mengayuh sepeda saya berhenti dipintu si supir dan dengan nada rendah  saya coba mengatakan ke dia kalau narik penumpang jangan seperti itu caranya, bisa membahayakan orang lain. Tapi jawaban apa yang saya peroleh? Dengan logat Bataknya dia malah marah-marah ke saya dengan mengatakan saya tidak melihat lampu sen yang dia nyalakan.. hehehe..

Aneh sekali penghuni-penghuni Ibu kota ini, Jakarta yang menjadi kampung halaman saya, tanah kelahiran saya menjadi sebuah Kota yang sangat asing buat saya..

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun