Maka Dursasana pasti akan tercatat sebagai koruptor kelas satu dan sekaligus juga sebagai calon legeslatif yang handal
Hehe... aku bayangkan, aku renungkan, dan aku hayati
Apa yang terjadi jika si bangsawan Kurawa itu mengalami hal itu
Aku diskusikan pula dengan beberapa orang yang kebetulan aku jumpai
Menghubungkan karakter Dursasana dengan status koruptornya
Aduh emaak...! tentu tidak banyak yang mau percaya atas kesimpulan kami
Dursasana satriya Kurawa itu pasti punya tanggapan dan sikap yang mengejutkan
Bagi dia tidak masalah andai di setiap TPS ada daftar nama dia
Andai saja KPU berani menggelar nama-nama itu, ialah nama sebagai seorang koruptor dan calon legeslatif
Maka ia akan katakan, "Siapa takut? not a problem"
Sebab dia yakin betul, hanya beberapa gelintir orang yang peduli akan hal itu, sedangkan yang lain akan bekata:
"No problem..", "No Reken" atau "No Bocor Bocor !" Hehe...
Nah, anda pasti heran dengan sinyalemen yang ia ungkapkan itu, kan?
Awalnya aku juga begitu, kok kesimpulannya bisa kayak begitu ya?
Tapi daudara-saudaraku, setelah kurenungkan sekali lagi kita agaknya masih kalah peka dengan si Dursasana itu
Dalam mendalami kharakter batin sebagian besar masyarakat Indonesia
Kebanyakan orang-orang berpendapat bahwa nama koruptor dipajang atau tidak "sama saja" alias "sami mawon"
Antara yang tercantum dan yang belum tercantum toh pada waktunya akan juga begitu, mereka yang belum tercantum tunggu saja
Saatnya akan tiba, berjumpa dengan berondongan peluru "iming-iming"
Yang akan segera menguji kehandalan mental mereka yang sudah berdasi dan duduk di kursi empuk
Kuatkah mereka?Mampukah bertahan? lima tahun lho !
Lima tahun itu ukuran waktu yang tidak sebentar untuk mental orang Indonesia pada umumnya
Lagi pula sistem politik dan demokrasi di negeri ini
Cenderung
Meningkatkan syahwat-syahwat korupsi khususnya bagi mereka yang memiliki potensi
Lihat saja, catat nih yee, belum lagi dua tahun atau lebih mereka menduduki kursi itu
Maka "Cercaan-cercaan dan cemohan akan silih berganti," kata sang Dursasana
Jadi masalahnya hanya soal WAKTU, kata dia lagi
Siapa yang mendapat giliran untuk masuk dalam daftar lebih dulu
Nah, begitu rumit dan hiruk pikuknya demokrasi negeri ini
Dan akupun hanya bisa mengangguk-angguk setengah mengiyakan
Mendengar sesorah adik Duryudana raja Astina itu
Tapi apapun yang terjadi, ternyata di hati petinggi Kurawa ini masih tersisa semangat NKRI