Buku tesebut memberikan gambaran sosok pemimpin yang berorientasi pada pengabdian pada masyarakat dengan pendekatan inovatif. Mari kita ulas nilai-nilai yang membuat Nurdin Abdullah menjadi teladan bagi pemimpin daerah lainnya.
Perjalanan Karier dan Filosofi Kepemimpinan
Nurdin Abdullah memulai perjalanannya sebagai bupati dengan keyakinan bahwa perubahan besar dimulai dari kerja keras dan dedikasi. Berbekal semangat belajar dan sikap mandiri sejak muda, ia tumbuh menjadi sosok pemimpin yang visioner.
Filosofinya, "Tidak ada kemenangan tanpa perjuangan, dan tidak ada perjuangan tanpa pengorbanan," menjadi landasan utama setiap kebijakan yang dibuatnya.
Di masa awal kepemimpinan, Nurdin Abdullah menunjukkan keberanian mengimplementasikan program-program strategis, termasuk pengembangan sektor pertanian dan kelautan.
Salah satu program unggulannya adalah pelatihan petani lokal untuk menghasilkan produk berkualitas ekspor. Hasilnya, Bantaeng menjadi pusat agribisnis yang diakui hingga Jepang.
Inovasi yang Membawa Perubahan
Nurdin dikenal dengan program-program inovatif, seperti UGD Berjalan dan Brigade Siaga Bencana (BSB). UGD Berjalan memberikan akses layanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil.
Program ini bukan hanya mengurangi tingkat rujukan darurat, tetapi juga mendapat apresiasi nasional. Sementara itu, BSB menjadi contoh mitigasi bencana berbasis komunitas yang mengedepankan kolaborasi multi-stakeholder.
Tak hanya di bidang kesehatan, inovasi juga merambah ke sektor infrastruktur. Konsep Waterfront City yang diusung Nurdin menjadi simbol pembangunan berkelanjutan, mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Pendekatan ini meningkatkan daya tarik wisata dan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi masyarakat pesisir.
Kepemimpinan Berbasis Pengabdian dan Keterlibatan Komunitas
Salah satu kekuatan utama Nurdin adalah kedekatannya dengan masyarakat. Ia aktif berdialog langsung untuk mendengarkan aspirasi dan mencari solusi bersama.
Filosofi kepemimpinannya, power to do, power to be, dan power with others, menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati adalah yang mampu memberdayakan komunitas untuk menciptakan perubahan sosial.
Dalam manajemen pemerintahan, Nurdin menerapkan pola kepemimpinan STAF (Shiddiq, Tabligh, Amanah, Fathanah). Ia membangun birokrasi yang melayani dengan menempatkan masyarakat sebagai customer yang harus dilayani dengan optimal. Pendekatan ini menciptakan pemerintahan yang transparan dan efisien.
Meski banyak capaian yang diraih, Nurdin Abdullah dihadapkan pada tantangan keberlanjutan program dan pemerataan hasil pembangunan. Namun, keberhasilannya menunjukkan bahwa integritas, inovasi, dan kerja nyata mampu membangun kepercayaan masyarakat.
Kisah kepemimpinan Nurdin menjadi bukti bahwa perubahan nyata dapat tercipta melalui komitmen dan keberanian berinovasi. Buku ini tidak hanya menginspirasi, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada pengabdian dan inovasi.
Nurdin Abdullah telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, visi yang jelas, dan keberpihakan kepada rakyat, sebuah daerah kecil seperti Bantaeng dapat menjadi contoh pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Bagi pemimpin masa depan, kisah ini adalah pengingat bahwa kesuksesan dimulai dari hati yang tulus melayani.