Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Masih Ingatkah Kapan Kita Pernah Belajar Etika

5 Februari 2014   12:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:08 126 1
Etika atau etiket mungkin bagiku sama saja. Etika berkenaan dengan hubungan kita sebagai mahluk Tuhan yang harus bersosialisasi dengan manusia lainnya. Beretika adalah menempatkan diri kita dan orang lain pada posisi dan proporsinya. Menjadi manusia yang punya etika adalah kewajiban, keharusan dan kebutuhan. Manusia baru bisa dibilang beradab bila ia menyanjung etika. Kita sering mendengar kata etika bisnis, etika pendidikan, etika organisasi, etika sekolah dan banyak lagi. Hampir semua bidang manusia dibutuhkan etika sebagai prasyarat dasar. Coba bila etika dilanggar akan terjadi kisruh, perlawanan, ketidakharmonisan dan ketidaksenangan pihak lain.

Seperti kisah Anton Casey seorang bankir asal singapura yang dipecat dari tempat kerjanya dan dihujat masyarakat singapura atas ulahnya meng-upload foto putranya dan memberikan status pada akun facebook pribadinya yang berisi penghinaan kepada pengguna transportasi umum. Masyarakat singapura gerah atas tindakan penghinaan itu , saya yakin Anton casey pasti belajar etika di negara asalnya Inggris. Namun pelajaran etika itu mungkin terlupakan dan sekarang ia melanggar etika bersosial media, ia pun dihukum atas perbuatannya.

Nah, sekarang coba ingat ingat kembali. Buka memori kita lalu jawab pertanyaan judul tulisan saya . Kapankah kita belajar etika ?  Masih ingat ? Apa yang kita pelajari dari etika itu ?

Jawaban kita bisa bermacam macam, beraneka ragam . Namun ada juga yang terdiam tak bisa menjawab, bisa lupa dan bisa juga ia merasa tak pernah belajar etika. Karena sesungguhnya kita semua seharusnya belajar etika sepanjang masa, sepanjang waktu. Masih ingat pepatah di mana bumi dipijak disitu pula langit dijunjung. Artinya dimanapun kita berada maka disitu pula etika berlaku. Etika berlaku dimana tempat kita berada. Ketika kita memasuki suatu daerah yang menganggap tidak sopan keluar area publik dengan memakai celana pendek, maka kita harus langsung belajar etika cara pakaian untuk  daerah tersebut. Jangan coba coba melanggarnya, kita bisa dihujat dan diminta meninggalkan daerah tersebut.

Itu juga berlaku ketika kita memasuki dunia maya, kita tidak bisa semau maunya tanpa mengerti dan belajar etika bersosial media yang baik.Maka belajar tentang etika adalah pelajaran seumur hidup kita. Ketika kita tak mau belajar dan tak mau mengikuti aturan etika yang berlaku kita akan dikucilkan dan diasingkan. Harga diri kita berkorelasi sebanding dengan etika yang kita terapkan. Semakin baik etika kita maka respek orang terhadap kita juga semakin baik. jadi jangan salahkan orang lain bila tak menghargai kita bila kita kebablasan dalam beretika.

Setiap lembaga atau organisasi mungkin menuliskan etika yang mereka buat untuk kepentingan organisasi atau lembaga tersebut. Kita biasa menyebutnya kode etik atau dalam bahasa inngris disebut code of condact. Kode etik di tulis dan dijabarkan panjang lebar dan rinci punya daya ikat dan biasanya punya sanksi atas pelanggaran. Tapi dari sisi jumlah etika yang tertulis kalah jauh bila dibanding dengan etika yang tidak tertulis. Etika yang tak tertulis menjadi etika baku berdasarkan kesepakatan bersama yang juga tak tertulis. sanksinya kadang jauh lebih dahsyat daripada sanksi etika tertulis. Etika adalah buah dari budaya manusia sebagai makhluk sosial. maka menjadi manusia yang selalu belajar etika di setiap tempat dan waktu adalah tindakan bijak. Dunia akan lebih indah untuk kita diami manakala setiap dari kita beretika....menjungjungnya dengan baik maka tak ada lagi pihak lain menghina dan merendahkan pihak lainnya. Pakai etika anda maka anda akan selamat sampai tujuan...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun