Menurut data prelimenary, Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) melalui camera trap kini diperkirakan terdapat 6 ekor harimau per 100 KM². Menurut Senior Advicer TWNC , Letjend TNI (Pur) Suryo Prabowo. Usaha pelestarian Harimau sumatra menjadi titik krusial agar kucing besar ini tidak punah dan hanya menjadi legenda masyarakat pulau Sumatra. Dengan status klasifikasi satwa kritis terancam punah (critically endangered ) maka TWNC sejak 1996 melakukan upaya upaya pelestarian dengan membuat zona konservasi seluaS 45o KM² di selatan Taman Nasional Bukit Barisan Bagian Selatan (TNBBBS).
Zona konservasi ini dikelola TWNC secara mandiri dan mendapatkan bantuan dari lembaga konservasi dunia Panthera. TWNC pada tahun 2010 telah melepas bebaskan dua anak harimau Sumatra dialam liar. Menurut rencana besok, selasa ( 3/3/2015) akan kembali dilepas dua ekor harimau bernama Panti dan Petir. Ibu dan Anak ini akan dilepaskan oleh dua orang menteri sekaligus. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Menteri Kelautan dan Perikanan.
Dengan populasi yang kini ada di zona konservasi harimau Sumatra di Tambling menjadi sebuah keberhasilan yang cukup melegakan CEO Panthera , Dr Alan Rabinowitz. Tingkat populasi yang ada di TWNC menjadi harapan akan peningkatan jumlah populasi harimau Sumatra, terang doktor peneliti Harimau ini.
Namun begitu keberhasilan ini perlu terus dipertahankan dengan tindakan nyata bagi pemburu ilegal yang masih mengincar harimau Sumatra. Perlu ada tindakan tegas dan hukuman berat bagi pelaku perburuan kucing besar ini.
Menurut adat dan cerita lokal tentang harimau Sumatra yang mendapat perlakuan khusus. Dahulu harimau Sumatra hidup damai tanpa gangguan manusia, harimau ini dipanggil datuk. Sebuah kearifan lokal yang seharusnya terus dipertahankan agar kelangsungan hidup kucing besar ini bisa terjaga.
Perambahan hutan dan pembukaan ladang perkebunan membuat habitat asli harimau Sumatra semakin sempit. Belum lagi pakan alami yang semakin sulit didapat sehingga hewan buas ini turun ke pemukiman manusia dan memburu hewan ternak diperkampungan . Terusiknya habitat asli membuat Harimau Sumatra ini meresahkan manusia. Maka timbullah 'perselisihan' yang berujung dengan saling ganggu . Manusia membuat perangkap dan harimau Sumatrapun menjadi korban. Inilah yang terjadi bila keseimbangan alam terganggu , akan ada bencana yang mengikutinya. #save harimau sumatra.