Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Mencegah Peredaran Narkoba di Kalangan Pelajar

2 Januari 2013   03:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:39 1574 0
Oleh RUSDI, S.Pd. Alumnus Bahasa Inggris UNNES Semarang dan guru di SMP Negeri 1 Jaken Pati

Peredaran obat terlarang jenis psikotropika kian memiriskan. Terbukti dalam peredarannya

melibatkan kalangan pelajar. Seperti diberitakan di Jawa Pos, 28 Oktober 2012 yang

menyebutkan siswi SMP di Tulungagung mengkonsumsi dan menjual pil koplo. Hal ini

menambah tersudutkannya dunia pendidikan. Setelah ramai-ramai perkelahian pelajar di

berbagai kota di Indonesia, rencana pemerintah menggabungkan maple IPA dan IPS menjadi

IPU, kini dunia pendidikan dibuat pusing lagi dengan peredaran narkoba di kalangan pelajar.

Obat-obatan terlarang yang memiliki banyak jenis dan macamnya, memang beredar luas di

Indonesia. Terbukti dengan banyaknya kasus terbongkarnya penyelundupan narkoba melalui

bandara dan pelabuhan. Yang jadi permasalahan, adalah adanya pengguna dan pengedar

di kalangan pelajar. Terbukti dengan tertangkapnya siswi SMP yang menggunakan dan

mengedarkan pil koplo. Apa yang salah dengan pendidikan?

Pertama, pihak sekolah kemungkinan kurang kontrol terhadap perilaku siswanya. Banyaknya

siswa yang sekolah di suatu sekolah, mengakibatkan guru sulit mengontrol siswa satu persatu.

Sebenarnya pihak sekolah sudah memberikan peraturan yang ketat terhadap perilaku siswa yang

menyimpang. Seperti, berkelahi, membolos, merokok dan membawa handphone ke sekolah.

Kurangnya kontrol inilah yang menjadikan siswa dimungkinkan bisa berperilaku yang tidak

Kedua, pihak keluarga dan orang tua kurang memperhatikan anaknya. Banyak orang tua yang

bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka tidak memberikan perhatian terhadap

perubahan perilaku anaknya. Mereka sibuk bekerja. Kurangnya kasih sayang dan perhatian orang

tua inilah yang memicu anak/pelajar berperilaku menyimpang. Bahkan menggunakan narkoba.

Ketiga, perilaku anak yang salah dalam pergaulan. Kurangnya kasih sayang dari orang tua/

keluarga menjadikan anak/ pelajar mencari perhatian di luar. Ketika orang-orang di luar yang

kebanyakan adalah teman sebayanya melakukan kegiatan atau berperilaku menyimpang,

mereka akan ikut serta berperilaku tersebut. Salah pergaulan inilah yang sebenarnya memicu

penggunaan narkoba. Bagaimana tidak? Awalnya mereka ditawari untuk mencoba memakai

pil koplo dengan harapan menghilangklan kesedihan dan keruwetan hidup. Akhirnya mereka

ketagihan. Apalagi secara finansial mereka memiliki uang untuk membeli narkoba. Jika sudah

demikian, maka ia akan berusaha mengambil keuntungan dari berbisnis dan berjualan narkoba.

Dengan demikian, lingkaran setan tersebut sulit untuk diuraikan.

Menghadapi permasalahan yang kompleks di dalam dunia pendidikan khususnya peredaran

narkoba di kalangan pelajar, ada beberapa saran yang bisa dimanfaatkan. Pertama, sekolah

melakukan kontrol terhadap perilaku siswanya. Siswa yang kedapatan mengkonsumsi narkoba

apapun jenisnya, bisa direhabilitasi. Setiap saat dan setiap waktu diadakan razia terhadap siswa

disekolah. Dengan adanya pemeriksaan dan razia ini, peredaran dan pengkonsumsian narkoba

Kedua, bekerja sama dengan pihak kepolisian dan dinas kesehatan melakukan tes urin. Tes ini

dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada siswa yang mengkonsumsi atau tidak. Hasil tes

ini bisa digunakan untuk mendeteksi apakah siswa memakai narkoba atau tidak. Hal ini juga

mendidik siswa/ pelajar akan bahaya narkoba serta sebagai shock therapy terhadap siswa.

Ketiga, bekerja sama dengan pihak kepolisian dan dinas kesehatan dalam memberikan

penjelasan dampak/ akibat negatif penggunaan narkoba. Penggunaan apapun jenis narkoba tidak

akan baik bagi kesehatan. Penjelasan tersebut akan memberikan gambaran bagaimana seseorang

yang sudah mengkonsumsi serta akibatnya bagi kesehatan fisik dan mental. Bekerja sama juga

dengan departemen agama agar diperolah gambaran penggunaan narkoba dipandang dari sudut

agama. Dengan demikian, wawasan pelajar menjadi lebih maju dan terbuka akan pengaruh

Keempat, pihak keluarga memperhatikan perilaku anaknya. Sesekali orang tua mengontrol

di mana anaknya bermain bersama teman-temannya. Dengan mengawasi sesekali tanpa

sepengetahuan anaknya, anak akan berpikir ulang jika mengkonsumsi narkoba. Takut akan

ketahuan orang tuanya. Perhatian dan kasih sayang terhadap anak membuat anak-anak akan

kerasan di rumah. Mereka akan merasa nyaman di rumah. Dengan merasa aman di rumah

mereka tidak akan mencari kenyamanan di luar yang belum tentu baik. Oleh karena itu, orng

tua jangan hanya berpikir memberikan uang yang cukup bagi anaknya. Akan tetapi, berikanlah

perhatian dan kasih sehingga anak tidak lari kepada penggunaan narkoba.

Kelima, sebagai pelajar haruslah menjaga pergaulan dan perilakunya. Carilah kawan yang sama

dan baik. Baik tidaknya seseorang, lihatlah kawan-kawannya. Jika kawan-kawannya alim,

sedikit banyak akan berbuat yang sama. Jika kawannya pengguna narkoba sedikit banyak akan

terpengaruh dan ikut serta memakainya. Petuah orang kuno mengatakan, jika ingin mengetahui

perilaku seseorang lihatlah siapa kawan seperjalanannya. Jika kawannya baik, maka ia akan

baik. Jika kawannya rusak, ia pun akan terpengaruh berbuat sama. Sama seperti berkawan

dengan pandai besi, sedikit banyak akan terkena panas dan juga api. Jika berkawan dengan

seorang penjual minyak wangi, sedikit banyak kita akan ikut wangi. Dengan demikian, memilih

teman dalam pergaulan sangat penting untuk mencegah peredaran narkoba di kalangan pelajar.

Semoga, dengan kerjasama banyak pihak terutama aparatur negara, pihak sekolah dan orang

tua menjadikan pelajar berperilaku yang baik dan tidak terjerumus dalam jurang penggunaan

narkoba yang sangat merugikan tersebut. Kerjasama yang baik tersebut semoga bisa

meminimalisasi peredaran narkoba di kalangan pelajar. Amin, dan semoga sukses.***(Rusdi,

*Alumnus Bahasa Inggris UNNES Semarang dan guru di SMP Negeri 1 Jaken Pati.

Tulisannya dimuat di JAWA POS RADAR KUDUS, YUNIOR-SUARA MERDEKA,

PANJEBAR SEMANGAT, JAYABAYA, KRIDA, BERINGIN, PANORAMA, DESAKITA,

GURUKU, MEDIA PUSTAKAWAN JAKARTA. Bukunya yang sudah terbit, GELADI UAN

BAHASA INGGRIS(2006), BAHASA INGGRIS PRAKTIS (2008).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun