Peredaran obat terlarang jenis psikotropika kian memiriskan. Terbukti dalam peredarannya
melibatkan kalangan pelajar. Seperti diberitakan di Jawa Pos, 28 Oktober 2012 yang
menyebutkan siswi SMP di Tulungagung mengkonsumsi dan menjual pil koplo. Hal ini
menambah tersudutkannya dunia pendidikan. Setelah ramai-ramai perkelahian pelajar di
berbagai kota di Indonesia, rencana pemerintah menggabungkan maple IPA dan IPS menjadi
IPU, kini dunia pendidikan dibuat pusing lagi dengan peredaran narkoba di kalangan pelajar.
Obat-obatan terlarang yang memiliki banyak jenis dan macamnya, memang beredar luas di
Indonesia. Terbukti dengan banyaknya kasus terbongkarnya penyelundupan narkoba melalui
bandara dan pelabuhan. Yang jadi permasalahan, adalah adanya pengguna dan pengedar
di kalangan pelajar. Terbukti dengan tertangkapnya siswi SMP yang menggunakan dan
mengedarkan pil koplo. Apa yang salah dengan pendidikan?
Pertama, pihak sekolah kemungkinan kurang kontrol terhadap perilaku siswanya. Banyaknya
siswa yang sekolah di suatu sekolah, mengakibatkan guru sulit mengontrol siswa satu persatu.
Sebenarnya pihak sekolah sudah memberikan peraturan yang ketat terhadap perilaku siswa yang
menyimpang. Seperti, berkelahi, membolos, merokok dan membawa handphone ke sekolah.
Kurangnya kontrol inilah yang menjadikan siswa dimungkinkan bisa berperilaku yang tidak
Kedua, pihak keluarga dan orang tua kurang memperhatikan anaknya. Banyak orang tua yang
bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga. Mereka tidak memberikan perhatian terhadap
perubahan perilaku anaknya. Mereka sibuk bekerja. Kurangnya kasih sayang dan perhatian orang
tua inilah yang memicu anak/pelajar berperilaku menyimpang. Bahkan menggunakan narkoba.
Ketiga, perilaku anak yang salah dalam pergaulan. Kurangnya kasih sayang dari orang tua/
keluarga menjadikan anak/ pelajar mencari perhatian di luar. Ketika orang-orang di luar yang
kebanyakan adalah teman sebayanya melakukan kegiatan atau berperilaku menyimpang,
mereka akan ikut serta berperilaku tersebut. Salah pergaulan inilah yang sebenarnya memicu
penggunaan narkoba. Bagaimana tidak? Awalnya mereka ditawari untuk mencoba memakai
pil koplo dengan harapan menghilangklan kesedihan dan keruwetan hidup. Akhirnya mereka
ketagihan. Apalagi secara finansial mereka memiliki uang untuk membeli narkoba. Jika sudah
demikian, maka ia akan berusaha mengambil keuntungan dari berbisnis dan berjualan narkoba.
Dengan demikian, lingkaran setan tersebut sulit untuk diuraikan.
Menghadapi permasalahan yang kompleks di dalam dunia pendidikan khususnya peredaran
narkoba di kalangan pelajar, ada beberapa saran yang bisa dimanfaatkan. Pertama, sekolah
melakukan kontrol terhadap perilaku siswanya. Siswa yang kedapatan mengkonsumsi narkoba
apapun jenisnya, bisa direhabilitasi. Setiap saat dan setiap waktu diadakan razia terhadap siswa
disekolah. Dengan adanya pemeriksaan dan razia ini, peredaran dan pengkonsumsian narkoba
Kedua, bekerja sama dengan pihak kepolisian dan dinas kesehatan melakukan tes urin. Tes ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada siswa yang mengkonsumsi atau tidak. Hasil tes
ini bisa digunakan untuk mendeteksi apakah siswa memakai narkoba atau tidak. Hal ini juga
mendidik siswa/ pelajar akan bahaya narkoba serta sebagai shock therapy terhadap siswa.
Ketiga, bekerja sama dengan pihak kepolisian dan dinas kesehatan dalam memberikan
penjelasan dampak/ akibat negatif penggunaan narkoba. Penggunaan apapun jenis narkoba tidak
akan baik bagi kesehatan. Penjelasan tersebut akan memberikan gambaran bagaimana seseorang
yang sudah mengkonsumsi serta akibatnya bagi kesehatan fisik dan mental. Bekerja sama juga
dengan departemen agama agar diperolah gambaran penggunaan narkoba dipandang dari sudut
agama. Dengan demikian, wawasan pelajar menjadi lebih maju dan terbuka akan pengaruh
Keempat, pihak keluarga memperhatikan perilaku anaknya. Sesekali orang tua mengontrol
di mana anaknya bermain bersama teman-temannya. Dengan mengawasi sesekali tanpa
sepengetahuan anaknya, anak akan berpikir ulang jika mengkonsumsi narkoba. Takut akan
ketahuan orang tuanya. Perhatian dan kasih sayang terhadap anak membuat anak-anak akan
kerasan di rumah. Mereka akan merasa nyaman di rumah. Dengan merasa aman di rumah
mereka tidak akan mencari kenyamanan di luar yang belum tentu baik. Oleh karena itu, orng
tua jangan hanya berpikir memberikan uang yang cukup bagi anaknya. Akan tetapi, berikanlah
perhatian dan kasih sehingga anak tidak lari kepada penggunaan narkoba.
Kelima, sebagai pelajar haruslah menjaga pergaulan dan perilakunya. Carilah kawan yang sama
dan baik. Baik tidaknya seseorang, lihatlah kawan-kawannya. Jika kawan-kawannya alim,
sedikit banyak akan berbuat yang sama. Jika kawannya pengguna narkoba sedikit banyak akan
terpengaruh dan ikut serta memakainya. Petuah orang kuno mengatakan, jika ingin mengetahui
perilaku seseorang lihatlah siapa kawan seperjalanannya. Jika kawannya baik, maka ia akan
baik. Jika kawannya rusak, ia pun akan terpengaruh berbuat sama. Sama seperti berkawan
dengan pandai besi, sedikit banyak akan terkena panas dan juga api. Jika berkawan dengan
seorang penjual minyak wangi, sedikit banyak kita akan ikut wangi. Dengan demikian, memilih
teman dalam pergaulan sangat penting untuk mencegah peredaran narkoba di kalangan pelajar.
Semoga, dengan kerjasama banyak pihak terutama aparatur negara, pihak sekolah dan orang
tua menjadikan pelajar berperilaku yang baik dan tidak terjerumus dalam jurang penggunaan
narkoba yang sangat merugikan tersebut. Kerjasama yang baik tersebut semoga bisa
meminimalisasi peredaran narkoba di kalangan pelajar. Amin, dan semoga sukses.***(Rusdi,
*Alumnus Bahasa Inggris UNNES Semarang dan guru di SMP Negeri 1 Jaken Pati.
Tulisannya dimuat di JAWA POS RADAR KUDUS, YUNIOR-SUARA MERDEKA,
PANJEBAR SEMANGAT, JAYABAYA, KRIDA, BERINGIN, PANORAMA, DESAKITA,
GURUKU, MEDIA PUSTAKAWAN JAKARTA. Bukunya yang sudah terbit, GELADI UAN
BAHASA INGGRIS(2006), BAHASA INGGRIS PRAKTIS (2008).