kupeluk tasku di dada, menahan dinginnya angin malam
yang berhembus di pintu kopaja enam tiga
tak hanya itu
ternyata menggendong seikat bunga di tangan kiri
sambil berdiri
cukup membuat tanganku nyeri
ehmh, tak apa
setidaknya aku tetap bisa menertawakan
kawanku yang terpaksa menekuk lehernya
karena tubuhnya lebih tinggi dibanding atap besi tua ini
di dekat pintu belakang
ada tampang kuyu si sipit bermarga 'yu'
sementara yang sedari tadi berdiri di sampingku pun tak kalah lesu
aku justru kasihan pada si cantik berkerudung abu-abu
yang terpaksa berdesak-desakkan
ehmh, ya tak apa
setelah semua ketidakpastian hari ini
masih tetap tidak apa-apa
karena aku ada bersama mereka