Bahkan ada suporter klub IPL yg juga ingin Djohar turun, belum lagi pemberontakan dari manajemen2 klub, pemain-pemain yang tak digaji, wasit-wasit yang tak digaji, timo yang masih merengek-rengek minta dana pembinaan usia dini yang dulu begitu digembor-gemborkan sebagai program andalan, haha
Apa yang dibela oleh pembela ISL, tentu saja klub, suporter akan merasa teraniaya jika klub nya di zalimi. Penzaliman klub di era djohar dan di era nurdin itu berbeda, jika dimasa Nurdin, persebaya itu sebenarnya bukan dizalimi, itu hanya pemahaman yg salah, kesimpulan yang diambil cuma berdasarkan terawangan-terawangan tidak ilmiah dari beberapa suporter bodoh. Sering kalah dari 34 laga dan terdegradasi lalu menyalahkan PSSI, saya rasa itu tindakan bodoh dan irasional.
Jika saat ini ada pemain-pemain ISL yang bermain di timnas djohar, itu hak mereka, toh niat mereka bermain bukan untuk kepentingan PSSI, dan tak akan mempengaruhi dukungan suporter untuk tetap bersikap anti djohar , untuk tetap bersikap membela klub nya di ISL yang telah dizalimi oleh sistem djohar.
Mengapa kami berpendapat begitu? karena kami tidak bodoh seperti para jenggalers yang mati-matian membela sosok personal (djohar arifin). dan jika nantinya di kongres , klub2 ISL tetap memutuskan memilih La Nyalla.. itu pilihan yang lebih baik daripada djohar arifin.
Kami tak ingin klub-klub dijadikan sapi perah konsorsium, tak ingin liga dikuasai satu lembaga komersil yang berpeluang terjadi pengaturan skor, tak ingin PSSI dipimpin oleh oran-orang yg lebih mengutamakan profit dibanding kepentingan prestasi