Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Artikel Utama

Kenapa Raport Harus Diranking?

19 Desember 2010   17:08 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:35 389 1

Di satu sisi mungkin saja sistem memberikan ranking pada setiap siswa akan memberikan motivasi bagi siswa. Para siswa akan bersemngat untuk berada di peringkat satu, ingin namanya disebut di depan kelas oleh kepala sekolah atau ingin menerima hadiah dari sekolah. Walaupun saya yakin tidak semua siswa akan berpikiran seperti itu. Sebagian siswa yang memang dari dulu tidak pernah berada diurutan tinggi tidak terlalu berharap untuk mendapat ranking pertama, kedua dan sterusnya. Yang ada malah hanyalah pelabelan kepada siswa dengan ranking terbaik, mereka akan disebut si ranking satu, si ranking dua dll. Atau pun yang ada hanyalah sebuah proses belajar dinilai dari hasilnya saja. Pada hal menurut saya belajar adalah sebuah proses tidk hanya dilihat dari nilai akumulasi terakhir.

Kecerdasa tiap siswa sangat beragam, dari delapan kecerdasan yang ada. Mungkin saja salah satu siswa saya akan memiliki nilai yang tinggi poada mata pelajaran kesenian, menggambar atau musik karena kecerdasannya adalah kecerdasan audio, namun disisilain mata pelajaran lainnya akan mendapatkan nilai kecil sehingga jumlah nilai keseluruhannya pun tidak terlalu besar. Tidak ada yang salah dengan siswa saya yang satu itu. Dia berada pada keadaan normal, menonjol pada salah satu kecerdasan namun pada akhirnya sistem perankingan akan membuat dia mendapatkan label anak bodoh karena mata pelajaran yang sesuai dengan kecerdasannya hanya sedikit.

*********

Saya tidak mengeti mengapa sekolah dimana rekan saya mengajar masih menerpakan sistem ini, padahal setelah saya buka-buka raport yang saya dapatkan dari sekolah yang saya ajar, tidak ada sama sekali kolom untuk menuliskan ranking siswa. Jadi saya menangkap bahwa pemerintah, yang membuat buku raport, pun menganggap bahwa tidak seharusnya siswa-siswa diurutkan berdasarkan akumulasi nilai-nilai mereka. Biarkan mereka berkembang dengan kecerdasan mereka masing-masing, biarkan mereka memiliki kelebihan yang mereka punya tanpa dibandingkan satu persatu, karena mereka semua adalah siswa cerdas, tidak ada manusia bodoh. Mereka hanya memiliki kecerdasan yang berbeda. Dan berbeda itu unik.

SUMBER GAMBAR: http://4.bp.blogspot.com/_PNzVqzN8sQw/SDEU8XKbFdI/AAAAAAAAAIc/gHtBg4okbCc/s320/rapot.jpg

Rusdi Saleh untuk Indonesia Mengajar.

Bandar Lampung, 19 Desember 2010

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun