Kava melihat punggung teman-temannya menjauh. Semua berlarian ke ujung awan dan berlomba saling adu kecepatan. Kava hanya diam. Kakinya gemetar. Beberapa teman berusaha meraih tangannya. Namun, reaksi Kava tetap sama. Ia tak bergerak. Kakinya terasa berat untuk diangkat. Berulang kali ia menarik napas panjang dan diembuskannya ke langit. Namun, tidak ada yang berubah. Ratusan punggung telah mengucap selamat tinggal padanya; ratusan kali ia menangkap keraguan.
KEMBALI KE ARTIKEL