Seorang teman yang tinggal di Den Haag mengalami kondisi demam berkepanjangan. Meskipun penyakitnya belum terdiagnosis, dokter menemukan jejak pneumonia di paru-parunya. Akan tetapi, sang dokter “membiarkan” dia tetap demam berlama-lama. Tak ada resep antibiotik diberikan sesegera jika dokter di Indonesia yang meresepkannya.Katanya, para dokter itu terikat satu protokol.
Di Indonesia jangankan untuk penyakit-penyakit berat, untuk mengobati jerawat saja dokter tak sungkan meresepkan antibiotik. Obat ini juga bebas dibeli di apotek-apotek tanpa perlu resep dokter. Apakah Indonesia belum meratifikasi protokol yang sama seperti halnya Belanda? Entahlah.