Mengawali sambutannya, pak Prabowo menyampaikan perasaannya yang merasa pulang ditengah-tengah saudaranya sendiri ketika berada di Aceh. Dalam kesempatan itu pula, pak Prabowo mengajak untuk kita mendoakan para korban musibah bagi negeri kita ini semoga ditempatkan ditempat yang mulia disisi Allah SWT.
Selanjutnya pak Prabowo kembali mengajak seluruh hadirin yang ada disana dan seluruh masyarakat yang menyaksikan penayangan Live agenda pak Prabowo di youtube channel Gerindra Tv untuk mengingat kembali sejarah kegemilangan Aceh. Sebagai tokoh nasional yang dikenal sangat paham dan senang mempelajari sejarah, bapak mengajak di 14 tahun peringatan Tsunami Aceh ini untuk bangkitnya Aceh dan membangkitkan Indonesia.
Bahwa masyarakat Aceh yang pernah memiliki armada-armada laut yang diakui dunia adalah penyumbang atas pesawat pertama yang dimiliki oleh Republik Indonesia. Tokoh-tokoh nasional kita bisa bepergian dengan segala urusan negara pasca kemerdekaan dengan pesawat itu, hingga obat-obatan dapat didistribusikan kepenjuru negeri yang terdiri dari ribuan gugusan pulau ini. Memang pantaslah Aceh hingga kini merupakan daerah Istimewa yang sejak dulu telah dicatat dalam sejarah, rakyatnya tidak pernah menyerah pada para penjajah.
Perjuangan ini juga digambarkan pak Prabowo bagai kegigihan emak-emak yang kini semankin mantap mengambil tempat dalam perjuangan demokrasi kita. Bila dahulu emak-emak dengan rela menyerahkan gelang emas dan batu mulianya untuk dikumpulkan menjadi sumbangan pada negara, perjuaangan itu kini berlanjut demi yang paling dikasihi oleh emak-emak, yakni generasi masa depan bangsa kita, di Aceh, Sumatra, di mana-mana diseluruh Indonesia.
Dalam kisah sejarah masa lalu Aceh, tercatat pula kisah yang sangat personal bagi pak Prabowo. Sedari kecil, cerita tentang Aceh telah lekat dengan beliau. Ayahanda yang seorang ekonom yang juga sempat menjadi dosen terbang untuk fakultas ekonomi di Aceh sudah menjadikan Aceh sebagai kampung halamannya. Setiap bulan berkunjung ke Aceh untuk tugas hingga sudah dianggap anak sendiri oleh Teuku Daud Beureueh, mantan Gubernur Aceh yang juga pejuang kemerdekaan RI, beliau sangat bangga akan hal itu. Pantas pak Prabowo merasakan seperti berada ditengah-tengah saudaranya sendiri setiap berada di Aceh.
Belum lagi kisah patriot yang pernah pak Prabowo ukir di Serambi Mekah. Kisah saling kejar anttar beliau dan panglima GAM kala itu. Muzakkir Manaf yang kini berdiri mantab bersama barisan Prabowo Subianto untuk membangun kembali Indonesia Raya. Ini adalah sebuah keanehan, kata pak Prabowo sambil berseloroh "tidak ada yang bisa membanyangkan Panglima GAM bisa bersatu dengan Panglima KOSTRAD". Saat pertama bertemupun beliau berdua bingung.