Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Musim Ramadhan

2 Agustus 2012   06:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:19 40 0

Lalu,
Kembali lagi aku
menjadi kayu.
Atas
pertempuran-pertempuran,


Lagi-lagi,
Setelah
pertempuran-pertempuran,
Aku haus menjadi air mata.
Ketika kesepian yang ngilu,
Aku menangis dari kesendirian yang panjang,
Meminum bergelas-gelas penderitaan yang
baru,

Dan,
Pertempuran-pertempuran itu

Setelah berwindu musim bertukaran
dan Ketika ranjang
pengantin kita terbakar, tiba-tiba, malam itu,
Aku teringat:
Tentangku sebuah musim masa kecil...

Suatu malam,
Lalu,
Setelah bosan akan
pertempuran-pertempuran,
Kulayarkan perahu...

Lalu,
Aku tidak pernah
merindukan musim bersamamu.

Aku hidup bersama musim ramadhan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun