Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Dari Jakarta, Kita Berkesenian untuk Indonesia dan Dunia

12 Januari 2015   21:11 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:18 49 0
LPKJ ( Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta ) didirikan dua tahun setelah TIM berdiri. Program pertama LPKJ adalah menyelenggarakan kegiatan pendidikan berbasis akademi; Akademi Tari, Teater, Musik, Seni Rupa dan Sinematografi. Setelah LPKJ berdiri maka bermunculan lembaga pendidikan kesenian di Indonesia.

Saat Institut Kesenian Jakarta (IKJ) berdiri, LPKJ lalu lenyap. Artinya ada pola pikir bahwa LPKJ berubah menjadi IKJ.

Pola pikir lain yang saya yakini adalah; LPKJ bukanlah secara langsung sebagai lembaga pendidikan karena yang lembaga pendidikan adalah akademi-akademi yang didirikannya; Akademi Tari, Teater, Musik, Seni Rupa dan Sinematografi.

Dampak besar dan buruk akibat hilangnya LPKJ adalah hilangnya satu perangkat utama milik Jakarta untuk seniman dan budayawan serta para ahli pendidikan melakukan penelitian, pengembangan dan pembangunan pendidikan kesenian di Jakarta dalam membantu Pemerintah DKI terkait program pendidikan kesenian di Jakarta.

Selain statusnya sebagai ibu kota negara, Jakarta yang terdiri dari Lima Wilayah, sangat ideal sebagai tempat untuk mengembangkan model pendidikan kesenian. Jakarta memiliki TIM yang di dalamnya terdapat 4 model tata-kelola budaya seni; Akademi Jakarta (AJ) sebagai 'dewan komisaris', Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) sebagai 'eksekutif produser', Pusat Kesenian Jakarta (PKJ) sebagai 'produser pelaksana' serta Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (LKPJ) sebagai 'litbang'. Jakarta juga memiliki lima Gelanggang Remaja di lima wilayahnya yang berfungsi sebagai fasilitas kegiatan kesenian dan olah raga. Juga beberapa universitas besar dan penting ada di Jakarta .

LPKJ sangat penting khususnya tentu untuk Jakarta dan karena Jakarta adalah ibu kota negara maka akhirnya apa yang berkembang baik di Jakarta pasti akan bermanfaat untuk Indonesia secara umum.

LPKJ dalam pemikiran saya tepat jika merupakan suatu lembaga yang berisi terdiri dari para Seniman Ahli dan Ahli Pendidikan Humaniora dengan tugas mengembangkan budaya Pendidikan Formal Kesenian dan Informal.

LPKJ bisa mengusulkan kepada Pemerintah DKI agar mendirikan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), mendirikan SKM Kesenian, SMK Film dan Televisi, Universitas, Balai Latihan, Sanggar, Laboratorium, dll.

LPKJ dapat memberikan masukan kepada Pemerintah DKI dalam bentuk cetak biru Rencana Strategis (Renstra) Pembangunan Seni Budaya dan Film DKI. Sehingga dengan adanya renstra tersebut DKI memiliki cetak biru yang akurat saat Jakarta ingin menampilkan diri menjadi bagian dari kota-kota metropolitan yang ada di dunia. Kota yang memiliki identitas budaya dengan fasilitas sekaligus etalase budaya dan seni serta film yang bertaraf dunia. Di Jakarta, dunia dapat menyaksikan dan menikmati serta memulai membaca Indonesia sebagai Kebudayaan, baik tentang masa lalu, masa kini dan masa depan.

Jika LPKJ kembali digali untuk dikembalikan keberadaannya, dengan fungsi yang minimal seperti yang telah dipaparkan di atas, ada harapan besar Indonesia dapat memulai membangun budaya keseniannya yang progressive ( ekonomi dan ilmu ). Gagasan mengolah gerakan sosial berbasis Ekonomi Kreatif pun menjadi semakin realistis sekaligus rasional.

LPKJ untuk Budaya Pendidikan Kesenian Jakarta, untuk Indonesia. Dari Jakarta Kita Berkesenian Untuk Indonesia dan Dunia. (ecn)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun