Panas terik sangat menyengat… DEE mengelap keningnya yang berkeringat. Hari ini luar biasa panas. Rasanya bergerak sebentar saja, keringat sudah bercucuran. Duh, betapa senangnya jika bisa makan sesuatu yang segar. Dan oh, Dee membayangkan rujak petis yang segar. Sayur- sayuran serta potongan buah yang disiram dengan bumbu petis tentu nikmat sekali rasanya... Di dekat rumah mereka, ada warung yang menjual rujak petis itu. Dee memutuskan untuk pergi ke sana membeli rujak tersebut. Anak- anak sedang tidur siang. Kuti ke kantor. Dee sendiri sedang mengambil cuti hari ini dan karenanya ada di rumah. Dee menitipkan anak- anak pada ibu- ibu yang membantu mereka di rumah, dikatakannya dia akan pergi ke warung membeli rujak. Ibu itu tentu saja menawarkan agar dia saja yang pergi, tapi Dee berkata tak apa, biar dia saja yang pergi. Buah- buahan yang tersedia di warung itu berganti- ganti tergantung apa yang sedang musim, dan karenanya akan lebih mudah jika Dee sendiri yang pergi kesana sehingga dapat langsung menjawab jika ditanya buah apa yang dia inginkan untuk rujaknya. Dee menanti beberapa lama di warung itu, menanti giliran. Sang pemilik warung, Yu Nah, menyapa Dee. Menanyakan apa kabarnya, dan menanyakan sudah bisa apa si kembar sekarang. Dee menjawabnya. Sambil meracik bumbu, Yu Nah terus mengobrol dengan Dee.
KEMBALI KE ARTIKEL