Salam sejahtera Sahabat Kompasiana!
Demi meningkatkan kesadaran kita terhadap lingkungan rumah yang asri, bersih, dan sehat, kali ini Rumahku ingin berbagi tips kesehatan rumah dan lingkungan,
Siapa yang tidak mendambakan suasana tenang, asri, aman, nyaman, dan tentram? Rasanya cukup logis jika kita membayangkan kehidupan yang sempurna. Namun cobalah sorot kota besar seperti Jakarta, tentu tak sedikit problematika yang dialami. Selain masalah kemacetan, banjir yang tak berkesudahan, pemukiman kumuh, pernahkah tersirat dalam benak kita ada berapa juta orang di ibukota yang mengalami masalah penyakit? Iya..tentu hal itu terjadi karena dampak dari lingkungan yang tidak sehat. Atau mungkin pemukiman yang kurang dijaga kebersihannya.
Dikutip lewat data Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Kementrian Kesehatan RI tahun 2010 mendapatkan data bahwa 10 besar penyakit paling banyak di derita oleh pasien rawat inap rumah sakit di seluruh Indonesia adalah diare & gastroenteritis. Didapatkan kasus dengan jumlah pasien laki-laki 37.281 dan perempuan 34.608 sementara yang meninggal sebanyak 1.289. Kemudian ke-2 disusul oleh penyakit seperti demam berdarah yang memakan korban meninggal sebanyak 325 jiwa. Tentu pertanyaan yang tersirat adalah darimana diare hingga demam berdarah dapat muncul?
Diare bukanlah penyakit yang datang tanpa sebab. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Namun secara umum, diare muncul karena adanya virus, bakteri, hingga parasit. Tak jauh berbeda dengan diare, penyakit demam berdarah juga disebabkan oleh virus yang masuk melalui peredaran darah manusia. Biasanya melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes seperti Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
Aspek permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat ini biasanya melihat dari kondisi rumah, kondisi lingkungan, kondisi permasalah pergerakan sirkulasi udara, system drainase hingga buangan limbah serta standar kelayakan rumah sederhana.Selain perhatian dari pemerintah daerah setempat, tentu bisa pula dengan kesadaran diri dari masyarakat dalam menciptakan lingkungan sehat itu sendiri.
Jika lebih jeli terhadap lingkungan yang ada di sekitar kita, tentu penyakit-penyakit tersebut dapat di minimalisir. Solusinya? Tentu saja mulai dari hal yang paling kecil. Misalnya, berawal dari rumah. Jika di rumah terdapat sampah, cobalah untuk memisahkan sampah kering dan sampah basah. Selain memudahkan petugas kebersihan sampah dilingkungan sekitar rumah, pemisahan sampah kering dan basah juga dapat mengurangi kadar penyakit khususnya didalam rumah. Setelah memperhatikan pembuangan pada sampah, selanjutnya adalah dengan aksi penghijauan. Kini, berbagai penyuluhan dan kampanye akan lingkungan hijau juga sering dilakukan. Bila pemerintah dan kita telah menanam pohon untuk alasan ini itu, sudah sepatutnya bertanggung jawab untuk merawatnya. Meski ironis terkadang aksi ini kerap dikaitkan sebagai sarana efektif untuk pencitraan. Lagi-lagi, cobalah untuk menanam pohon di sekitar rumah. Fungsinya selain rumah tampak sejuk, saluran oksigen dan udara di dalam rumah juga dapat terjaga dengan baik.
Selanjutnya salah satu strategi mudah yang dapat  dijalankan untuk mengurangi dampak penyakit tersebut adalah dengan memperhatikan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan. Tentunya prinsip ini harus dimulai dari budaya hidup kita sehari-hari serta bagaimana kita menciptakan dan memelihara rumah juga lingkungan yang sehat. Kita semua secara sadar atau tidak sadar adalah penyumbang cukup besar terhadap lingkungan. Dan sebagai manusia, sepatutnya kita sadar akan lingkungan yang semakin terkontaminasi dengan pemanasan global.
Untuk membuat sebuah perubahan besar sudah semestinya dimulai dari hal yang kecil. Salah satunya adalah kesadaran akan terciptanya lingkungan rumah yang sehat. Dengan begitu, segala bentuk penyakit di sekitar kita akan dapat di minimalisir. Jadi, ciptakanlah selalu lingkungan dan rumah yang sehat.
Jangan lupa komentarnya ya, twit/share jika bermanfaat, Salam Sahabat Kompasiana!
Saran & Tips Perumahan lainnya.