Sebagai anak perantauan di luar negeri waktu itu, memang harus "kreatif" dalam menyiasasi "lapar mata" dan "kehausan batin" akan makanan enak. Apalagi jika tempat yang kita tempati kursnya terhadap rupiah adalah 1 : 10.000 (2005).
Jika anak perantauan di Indonesia mungkin lebih mudah, makan Indomie semua beres...bahkan meme yang beredar mengenai permasalahan "ganjel perut" di kalangan anak rantau dan Indomie, semua orang pasti sudah pernah tahu.Â
KEMBALI KE ARTIKEL