Hari itu, jadwal arisan ibu-ibu PKK akan bergulir untuk kesekian kalinya. Dewi sebagai ketua arisan sibuk menyiapkan segala sesuatunya. Arisan kali ini akan bertempat di rumah sekretaris PKK, Bu Laras. Sudah menjadi kebiasaan Dewi, setiap acara arisan ia selalu datang lebih awal. Tas yang berisi buku daftar peserta arisan, gulungan kertas kecil-kecil yang dimasukkan dalam potongan sedotan, dan yang pasti uang berbagai pecahan rupiah. Tas kecil itu dibawa dengan cara diselipkan diantara lengan kanan dan badannya, kalau orang Jawa bilang “dikempit”. Dewi duduk bersimpuh di lantai yang sudah dialasi karpet coklat bermotif bunga. Tak beberapa lama rumah Bu Laras telah ramai ibu-ibu anggota arisan. Suara mereka riuh bersahutan. Saling bersapa. Saling curhat. Saling berkelakar dengan tawa yang renyah. Tak ayal ruang tamu yang cukup lebar itu bagai pasar pindah. Riuh suara ibu-ibu itu mendadak terhenti oleh loudspeaker di pojok ruangan. Itu adalah suara Dewi yang telah mengawali membuka acara arisan.
KEMBALI KE ARTIKEL