Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Komidi Putar

12 Oktober 2014   00:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:26 24 2

Di sebuah warung tidak jauh dari gang menuju kamar tempat tinggalnya, Lita berpapasan dengan seorang ibu yang menggendong anaknya. Ibu dengan kerut langit malam menghias bagian bawah mata, rasuk ke dalam tiap jengkal napas paru-paru Lita yang menekan-nekan tulang-tulang rusuknya, sebelum terdampar di pulau yang terjalin oleh akar-akar serabut berwarna merah muda dalam bentuk awan mendung yang terus menggantung tiap-tiap malam sesudahnya. Adegan demi adegan yang berlangsung sepersekian detik takada luput darinya. Bau badan apak juga kecut menusuk hidungnya. Bintik-bintik keringat mengilap oleh lampu pijar warung, tidak kalah dengan kulit legamnya, tanda kasih sayang matahari yang gemar membakarnya. Baju atasan kebaya batik motif bunga-bunga ungu bermekaran. Dan kain jarit coklat melingkari pinggang sampai bawah kaki.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun