Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Berlalu Lintas Tak Beda dengan Beragama

10 Februari 2011   06:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:44 238 0

Soal keselamatan di jalan umum ini sering diabaikan oleh penggunanya, dengan alasan mencari jalan yang paling mudah, cepat serta tepat.Alasannya tidaklah salah, namun juga tidaklah benar-benar amat. Kita harus melihat situasi dan kondisi apa yang ada di jalanan, juga memperhatikan kepentingan orang lain atas lalu lintas yang akan dia ganggunya.

Sama halnya dengan peristiwa di Cikeusik Banten, masing jamaah tersebut menyakini kebenaran yang dianutnya, sehingga salah satu memaksakan diri terhadap yang lainnya, berakibat jatuh 3 korban yang mereganggkan nyawa. naudibillahhi min dalik

Agama di ciptakan oleh manusia (yang bener atau Tuhan sih yang menciptakan agama??) sebagai usaha untuk menuju keselamatan di akhirat dan di dunia menurut mereka. Agama yang diyakini merupakan kebenaran yang hakiki harus dijalankan oleh pemeluknya. Jadi intinya setiap langkah para umat yang beragama adalah jalan menuju keselamatan, kenyamanan serta keamanan dalam menjalankan perilaku kehidupan. Oleh karena itu agama membutuhkan aturan-aturan yang yang mengatur cara, rambu-rambu serta aturan untuk menuju tujuannya.

Karena tujuan akhir beragama adalah menuju keselamatan, sudah selayaklah setiap pemeluk agama menjalankan seluruh aturan dan cara yang telah mereka miliki masing-masing. Kalau itu saling menggangu timbullah kecelakaan yang saling merugikan, sebagaimana yang terjadi di Cikeusik.

Lalu lintas bisa diartikan perpindahan barang, binatang dan orang dari satu tempat satu ke tempat yang lainnya, melalui peroses pergerakan menuju tempat tujuan. Harapan yang muncul setiap pergerakan melakukan perpindahan ini, akan aman dijalan sehingga selamat di tujuannya, dan akhirnya dapat kembali menjalankan ibadah keagamaannya.

Agar selamat sampai tujuannya, diperlukan juga yang namanya aturan serta cara berlalulintas yang benar dan tidak saling menganggu. Aturan dan cara ini harus dijalankan sebagaimana mestinya sehingga terhindarkan dari kecelakaan, bila cara dan aturan ini tidak dijalankan akibatnya kecelakaan yang mengakibat kerugian di kedua bilah pihak. Akhirnya korban seperti yang terjadi pada adik kita M. Rizki Firmansyah kemarin tidak akan terjadi.

Dari kesamaan tersebut sangatlah bijak apabila tata cara menjalankanaktifitas berlalu lintas kita jalankan sebagaimana menjalankan agama, taat pada aturan-aturan dan cara yang telah digariskan agama, agar selamat ke temapat yang dituju. Jadi tidak berlebihannyalah bila Lalulintas dikampanyekan sebagai agama kke dua yang wajib dianut oleh seluruh umat beragama di Indonesia, hal ini dikarenakan cara serta aturan berlalu lintas lebih universal untuk dijalankan.

Universalitas dalam soal mengatur perpindahan inilah yang dapat dijadikan pertimbangan. Setidaknya dengan mengkampanyekan berlalulintas selayaknya agama sedikit akan mengurangi kecelakaan-kecelakaan di jalanan yang sering terjadi.Sekarang saatnya anda menentukan, apa benar keyakinan beralulintas persis seeperti berkeyakinan beragama, yang harus dijalankan???? (Solo, 10 Pebruari 2011)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun