Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Haji, Ibadah Paling Murah

15 November 2010   12:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:35 42 0
Ada yang salah dengan pemahaman haji yg kita kenal saat ini. Haji telah menjadi satu prestis pencapaian ibadah bagi sebagian besar umat muslim di indonesia. Sebuah cara pintas untuk mendapatkan 'nama harum' sebagai penambah pangkat status sosial kita. Ada juga yang menggunakan ibadah haji sebagai pemutih dosa dari perbuatan-perbuatan yg melanggar agama. Bahkan uang yg dipergunakan untuk naik hajinya pun berasal dari uang berlumur dosa itu.

Bila hendak di klasidikasi ada 3 karakter kelompok peserta haji yang mendominasi negri kita ini.

1. Kelompok yg menjadikan ibadah haji sebagai pengangkat status sosial. Implikasi terangkat status sosialnya bisa beragam. Keuntungan berbisnis bila sdh bergelar haji, pujian dan sanjungan dari lingkungan yg menganggap dirinya sebagai orang baik yg menguasai agama dgn benar, atau sebagai topeng kebobrokan moral.

2. Kelompok Naif. Kelompok masyarakat yg secara harfiah benar2 memegang teguh keyakinan bhw haji itu wajib dan harus terlaksana, sekalipun diusia senja dia harus memaksakan diri dgn cara apapun. Jual tanah, berhutang, dan upaya-upaya lain yang memaksakan diri mereka untuk berhaji sekalipun mereka belum memiliki rizki berlebih.

3. Kelompok yang sungguh-sungguh ingin memperbaiki diri secara moral dan agama. Mungkin niat mereka berhaji untuk menjadikannya sebagai titik tolak perubahan moral mereka kearah yg lbh baik sebagai upaya mereka menjadi pribadi yg lbh religius.

Itu kelompok-kelompok peserta haji yang secara garis besar saya amati. Sayangnya yg paling banyak melakukan ibadah  haji itu justru kelompok pertama dan kedua. Untuk kelompok yg ketiga sangat kecil prosentase-nya.

Bila ada yang tetap berkeyakinan bahwa ibadah haji itu seperti 'menunggu panggilan hati', saya rasa tdk. Siapapun yang mampu secara finansial, anak kecil, orang dewasa, rampok, koruptor, pembunuh, orang baik2, atau siapapun, yg secara finansial telah mampu membayar ongkos ibadah haji, dia bisa beribadah haji. Apapun niat dibalik ibadahnya itu, siapapun yg punya uang, bisa naik haji.

Menurut saya, bila uang masih bisa menentukan kemampuan beribadah seseorang. semahal apapun ibadah itu secara materi, tetaplah itu sebuah ibadah murahan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun