Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Tentang Wawan, Airin dan KPK

22 Oktober 2013   17:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:10 835 0

(KPK hari ini meminta keterangan Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan guna melakukan penyidikan keterlibatan TB Chaeri Wardana alias Wawan (tersangka kasus suap Ketua MK, Akil Mochtar) dalam keterlibatannya pada pengadaan proyek Alkes di Dinkes Kota Tangerang Selatan tahun 2010-2012
)

Adanya keresahan sebagian masyarakat, khususnya di wilayah Tangerang Selatan terkait ditangkapnya suami Walikota Tangerang Selatan, TB Chaeri Wardana alias Wawan membuat publik bertanya-tanya. Mengingat, kasus ini tidak saja menyorot perhatian publik lokal, namun juga menyorot perhatian sekaligus pembicaraan ditataran nasional. Terlebih isu politik Dinasti yang melibatkan Wawan, Atut dan Airin.

Masyarakat Banten, khususnya warga Kota Tangerang Selatan cukup mengenal keluarga Atut dan Wawan. Sebab, mereka dapat dikatakan sebagai tokoh Banten yang praktis tidak tersentuh oleh hukum dan politik dimasa-masa sebelum KPK menangkap tangan Wawan.

Jaringan keluarga Atut diidentikkan dengan kelompok Rau yang memang kerap memenangkan berbagai kontestasi politik lokal khususnya di wilayah Banten. Walaupun mereka selalu kandas di wilayah Kabupaten Tangerang, usaha mereka untuk menguasai wilayah Banten tak pernah putus-putus.
Terakhir Dinasti ini mencoba mengotak-atik pilkada Lebak. Sayang, usaha ini menjadi akhir dari petualangan politik keluarga Rau dengan ditangkapnya Wawan, adik Atut yang diduga melakukan suap kepada Akil Mochtar, Ketua MK saat itu.

Lalu, siapakah Wawan sebenarnya??

Selentingan dilapangan kerap muncul, terutama di kalangan aktivis organisasi ekstra kampus yang sering bersinggungan dengan provinsi yang bertetanggaan dengan DKI Jakarta ini.

Berkembang informasi Wawan merupakan operator yang mengomandoi berbagai proyek, jabatan dan berbagai operasi yang dilakukan oleh Keluarga RAU di Banten.

Wawan merupakan jenderal lapangan yang mengoperasikan tidak saja menentukan proyek itu jatuh kesiapa, bahkan hingga jabatan setingkat Kepala Seksi, Wawan yang mengatur.

Khusus di daerah Tangerang Selatan misalnya. Siapa yang tidak mengenal sosok Wawan. Jarang tampil dipermukaan, wawan yang juga suami dari Airin, Walikota Tangerang Selatan ini berperan penting dalam mengatur skema proyek dan apapun yang dilakukan oleh sang istri selama menjadi Walikota.

Walaupun Airin yang menjadi walikota, Wawan lah yang menentukan apa dan bagaimana Pemerintahan Kota Tangerang Selatan tersebut. Dari situlah Wawan mengambil peran signifikan. Bahkan, ada terdengar kabar jika kepala dinas di Tangsel lebih 'manut dan takut' pada Wawan ketimbang Walikota resminya, Airin (bisa saja berlebihan, pen).

Ada dugaan jika Wawan sendiri menguasai proyek di Tangsel hampir 60% dari APBD-nya. Memang data itu perlu pembuktian. Mengingat angka itu merupakan angka yang sesungguhnya bisa dikatakan fitnah atau tidak valid, setidaknya bagi para pendukung Wawan atau mereka yang pernah 'kecipratan' proyek dari Wawan.

Namun, dengan kehadiran KPK ke Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan hari ini, Selasa 22 Oktober 2013, nampaknya dugaan itu makin membenarkan ada jejak wawan di berbagai proyek Tangsel.

Tidak mungkin para penyidik KPK itu datang tiba-tiba ke Dinkes Tangsel tanpa adanya informasi valid terkait adanya dugaan keterlibatan Wawan dalam mega proyek Dinas Kesehatan Kota Tangsel untuk tahun anggaran 2010-2012 terutama pada proyek Alat Kesehatan (Alkes).

KPK pasti mencium bau keterlibatan Wawan disitu. Hanya saja apa hasil dari penyidikan KPK kepada pejabat Dinkes Tangsel itu hari ini (22/10), publik masih belum mengetahui.

Artinya dari sini kita dapat mengasumsikan jika KPK sudah mengendus isu penguasaan Wawan atas berbagai proyek di wilayah Tangsel sebesar 60% tersebut untuk dijadikan bukti baru atas Wawan yang saat ini sudah ditetapkan tersangka.

Untuk diketahui, APBD Kota Tangerang Selatan untuk tahun anggaran 2012 sebesar Rp1.7 Triliun (Web pemerintahtangerangselatankota.go.id). Kalau saja isu ini benar, artinya Wawan mengantongi nilai proyek kurang lebih 800 hingga 900 miliar dari total belanja daerah Kota Tangerang Selatan saja. Kemanakah uang tersebut berlari??

Tentu saja uang itu jatuh kepada proyek-proyek yang ada di KOta Tangerang Selatan, baik berupa sarana infrastruktur seperti jalan, jembatan, gedung dan lain-lain. Angka itu memang cukup besar mengingat luas Kota Tangerang Selatan yang memang tidak terlalu besar (hanya 7 Kecamatan yang diapit dengan pengembang properti terbesar di Indonesia yaitu Bintaro Jaya (milik Ciputra) dan Bumi Serpong Damai (BSD milik Lippo Group).

Keberadaan dua pengembang besar yang ada di Kota Tangerang Selatan ini tentu saja memiliki peran signifikan dalam membangun kota Tangsel. Setidaknya pemerintah Kota tidak perlu repot dalam membangun jalan dan listrik, karena pihak swasta yang berada di Tangsel sudah menyediakan.

Kembali kedalam konteks dugaan keterlibatan Wawan sebagai "Don" dalam berbagai proyek di Tangsel, maka KPK patut memeriksa tidak saja keterlibatan Wawan di proyek Dinkes Tangsel (itupun jika jejak Wawan terbukti) namun juga keterlibatan Wawan dalam proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan dan gedung sekolah.

KPK harus lebih massif untuk ke Tangsel, karena masyarakat merasa, khususnya aktivis mahasiswa jalannya roda pemerintahan di Kota Tangsel terkesan lambat dan belum progressif. Padahal jika dilihat dari sudut anggaran saja, APBD Tangsel cukup besar dengan wilayah cakupan yang tidak terlalu jauh. Apalagi ditunjang keberadaan Bintaro Jaya dan BSD, tentu saja infrastruktur Tangsel makin memudahkan.

Karena itu, dugaan keterlibatan Wawan tidak boleh berhenti ditataran Dinas Kesehatan, tapi lebih melebar dan meluas kepada SKPD-SKPD lain di Tangsel. Kalau ternyata ada dugaan keterlibatan Wawan didalam proyek yang tentu saja melanggar aturan dan UU, apalagi Airin tahu akan hal tersebut sebagai Walikota, maka bersiaplah gejolak politik di Kota Tangsel akan semakin dinamis dan memanas seiring jalannya penyidikan KPK beserta temuan-temuannya.

Rudygani

Aktivis HMI, Ketua Umum Badko HMI Jabotabeka-Banten 2010-2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun