Tiongkok dan Indonesia saling berhadapan dengan dipisahkan laut. Namun, karena faktor sejarah, terdapat lebih dari 8.000 buah peninggalan budaya keramik Tiongkok di Museum Nasional Indonesia. Di sini, kita dapat menemukan begitu banyak keramik dari periode sejarah yang berbeda seperti Dinasti Han, Tang, dan Ming. Keramik berusia ratusan hingga ribuan tahun tersebut menceritakan kepada kita kisah kapal pedagang Tiongkok yang berlayar di Jalur Sutra, sekaligus menjadi bukti bahwa hubungan perdagangan dan pertukaran budaya antara Tiongkok dan Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Pada bulan Oktober 2013, Presiden Tiongkok Xi Jinping dalam pidataonya di hadapan DPR RI berbicara tentang banyaknya porselen kuno Tiongkok yang dipajang di Museum Nasional Indonesia. Pada saat itu jugalah, Presiden Xi Jinping pertama kali mengusulkan inisiatif untuk bersama-sama membangun "Jalur Sutra Maritim" abad ke-21, yang menjadi asal usul lahirnya Inisiatif Belt and Road. 10 tahun lebih sejak inisiatif tersebut diajukan, Indonesia dan Tiongkok terus mengambil langkah-langkah solid untuk bersama-sama membangun komunitas senasib sepenanggungan umat manusia, dan tentunya banyak hasil yang sudah dicapai.
Kota Quanzhou yang terletak di provinsi Fujian, adalah titik awal Jalur Sutra Maritim. Kemakmuran kota ini pernah membuat Marco Polo berdecak kagum. Sejak ribuan tahun lalu, Quanzhou telah menarik puluhan ribu orang dari Asia, Afrika dan Eropa untuk datang berdagang, dan telah menjadi pusat integrasi antar budaya berbagai bangsa. Orang dengan berbagai agama, seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Manikheisme, Yudaisme, dll hidup berdampingan dengan damai di sini, ini adalah sebuah keajaiban dalam sejarah agama di dunia.