Tidak terasa satu jam lebih durasi terlewati, tidak ada perasaan bosan ataupun lelah, padahal dalam film ini tidak ada adegan 'action' yang super keren, seperti yang ku bayangkan sebelumnya. Maklum, film ini berjudul "Joker" seorang tokoh antagonis yang selalu muncul dalam film aksi "Batman" dengan berbagai variannya.
Ternyata film "Joker" tidak menawarkan adegan-adegan aksi, melainkan film ini murni drama, yang mayoritas isinya adalah cerita kehidupan sang tokoh utama; Arthur Fleck.
Hidup hanya berdua dengan Ibu yang membesarkannya, kehidupan Arthur penuh dengan derita dan nestapa. Penderitaan Arthur semakin dalam, karena tidak hanya lingkungan sekitar yang memperlakukannya dengan tidak adil, melainkan dalam diri Arthur sendiri, ada penyakit jiwa yang senantiasa menggerogotinya.
Pribadi yang sakit dan kondisi lingkungan yang buruk, akhirnya menjadi akumulasi perubahan pribadi Arthur, dari orang yang baik, berubah drastis menjadi pribadi yang kejam dan sadis.
Sehabis menonton film ini, ada perasaan syukur yang teramat dalam, puji syukur kepada Allah Swt., atas nikmat kesehatan jiwa dan raga.
Pesan utama film yang dapat ku petik, ternyata tidak hanya raga yang perlu kita jaga kesehatannya, namun jiwa sebagai penggerak utama raga, juga harus senantiasa terjaga. Tapi pertanyaannya kemudian bagaimana kita menjadikan jiwa-jiwa kita senantiasa sehat dan sempurna?
Sebagai seorang muslim, jawaban dari pertanyaan tersebut haruslah dikembalikan ke syari'at agama. Itulah alasannya mengapa Allah memerintahkan kita untuk mentaati segala ajaran-Nya, yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah Saw.
Bisa jadi perintah mendirikan sholat, minimal lima kali dalam sehari, berpuasa, berinfak dan membaca Al-Qur'an, beserta bentuk ibadah lainnya, adalah bentuk kasih sayang Allah Swt kepada kita semua, agar jiwa dan raga selalu terjaga kesehatannya.
Akhirnya, jangan sampai kita menjadi "Joker-Joker" ke dua dan ke tiga yang hidup di atas dunia, hanya karena kita abai akan perintah dan larangan dari Sang Pencipta. [RC]