Dulu, ketika kita membicarakan hal ini di Indonesia rasa-rasanya menjadi hal yang tidak mustahil. Karena setiap warga di negara ini menjadi yakin dan merasa aman dengan kelangsungan hidup bangsa yang bernama Indonesia ini. Setiap warga yakin dan selalu berharap dari perlindungan Pancasila dengan petuah-petuah yang terkandung di dalamnya.
Akan tetapi belakangan ini anak - anak Indonesia lebih sering diberitakan tentang kabar - kabar negatif daripada prestasi yang selalu diharapkan oleh sesepuh - sesepuhnya. Keterlibatan dalam masalah kriminal, serangkaian kasus-kasus asusila, tawuran, dan tak ketinggalan maraknya game online yang ternyata setelah diteliti menjadi pemicu tumbuhnya niat-niat untuk melakukan tindak kriminal.
Pertumbuhan anak tak lepas dari peran besar orang tua. Hubungan anak dengan orang tua menjadi hal yang maha penting dalam perkembangan kejiwaan anak yang nantinya akan menumbuhkan sikap, cita-cita serta pilihan dalam mewujudkan konsep karakter dirinya masing-masing. Hal ini yang kadang tidak disadari orang tua yang kebanyakan masih cenderung untuk lebih "menjadikan" daripada mengarahkan. Orang tua hendaknya tahu minat anak pada bidang apak sehingga bisa dan dengan ikhlas mengarahkan anak pada bidang yang sesuai dengan minatnya secara positif. Ini yang terkadang masih disalahtafsirkan oleh orang tua dengan berusaha "menjadikan" anaknya daripada mengarahkan. Latar belakangnya bermacam-macam, bisa jadi karena cita-cita orang tuanya dulu yang tidak kesampaian sehingga orang tua berkeras untuk menjadikan anaknya sesuai dengan bidang yang pernah dia cita-citakan dulu. Misal : seorang anak yang sangat berminat pada bidang-bidang sosial, sastra, maupun olah raga oleh orang tuanya diusahakan dengan keras untuk bisa menjadi dokter. Dengan sedikit memaksa menjadikan anak tidak pada tempat yang diminatinya, memasukkan anak pada tempat les atau Lembaga Pendidikan yang ternama dengan harapan agar anak bisa menjadi apa yang diharapkan orang tua, ini yang salah. Bisa - bisa orang tua bukannya menjadikan anaknya supaya lebih pintar, tapi malah membunuh karakter anak. Belum lagi kalau caranya dengan cara kasar semisal membentak, dan lain sebagainya.
Maka marilah kita arahkan anak-anak pada proses pemajuan dan kemajuan bangsa yang tentunya sesuai dengan minat anak-anak tersebut. Jangan terlalu cepat mencerabut anak dari dunia bermainnya, karena suatu saat kita akan menemui orang-orang dewasa yang berjiwa kanak-kanak.
Anak Belajar Dari Kehidupannya
Jika anak dibesarkan dengan celaan, Ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, Ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, Ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, Ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, Ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, Ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, Ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, Ia belajar keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, Ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, Ia belajar menyenangi dirinya
Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, Ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Dorothy Law Nolte