"Kekuasaanku adalah kekuasaan yang absolut. 80 dari 100 persen umat manusia di dunia adalah berpikir tentangku." Ucapnya demikian. Aku bingung dan mencari darimanakah asalnya suara tersebut. "Hahaha," ia tertawa. Uang seribu rupiah ini tertawa.
'Hah'! Sontak aku kaget, heran, dan semakin bingung. Aku pandangi wajah pahlawan yang membawa golok pada permukaan uang berwarna biru ini.
"Kekuasaan di atasku adalah kekuasaan 'keinginan'. Itu adalah tuanku, hahaha," ia berkata dan tertawa lagi. Aku diam sejenak, memikirkan dua baris kata yang dikatakannya.
"Bodo amat!" Ucapku seraya berdiri.
Aku sedang ingin merokok, tapi dengan uang seribu rupiah, rokok apa yang bisa aku dapat meski hanya sebatang? Dan aku tidak mempunyai uang lagi selain yang kupegang.
Ya sudah, aku cari saja seseorang yang bisa memberiku sebatang rokok, teman-temanku yang sering nongkrong di perempatan depan sana. Aku membuang uang aneh itu di jalan depan rumah.
"Ngomong gih, sama orang yang nanti akan menemukanmu," ucapku seraya berlalu.