Ketika melakukan presentase tentang proposal pengembangan lembaga keuangan mikro (LKM) perdesaan yang saya buat dihadapan petinggi perusahaan tersebut sejak pagi dan sempat terhenti untuk istirahat oleh suara azan juhur, mereka sangat tertarik dan sangat menginginkan saya untuk dapat bekerjasama dengan harapan ketika perusahaan itu sudah berakhir kontrak kerjanya dan mereka dapat meninggalkan warisan berupa LKM/ Bank desa bukan kubangan air hitam mati yang dalam, jalan desa yang hancur, debu dan segala bentuk pengrusakan alam buah karya keserakahan.
"Bapak beri saya kacang maka yang datang monyet, namun bila bapak datangkan saya daging maka yang datang harimau'' begitulah saya menjawab ketika pimpinan perusahaan yang tampak tambur menayakan biaya dari proposal saya... dengan penuh keheranan mereka mengernyitkan mata, dan saya melanjutnkan jawaban...artinya apabila bapak menggunakan biaya seminimnya maka hasilya pas-pasan, namun bila bapak menggunakan sesuai rencana kami maka hasilnya sangat memuaskan...
..biskah kami memberi kacang dan yang datang harimau..? salah satu petinggi yang datang dari jakarta bertanya, tanpa saya jawab mereka bertanya lagi.. bisakan kami memberi kacang dan laporan pertanggungjawabannya harimau..? saya tidak bisa menjawab...
Beberapa hari berikutnya perusahan asing dapat bekerjasama dengan saya dan kawan-kawan.. dan Alhamdulillah semua berjalan normal bahkan nyaris sempurna untuk ukuran pemberdayaan masyarakat..
Begitulah sepenggal catatan kecil dalam melaksanakan pemberdayaan bersama perusahaan lokal dan asing dalam mengelola dana CD.
"society, empowered, independent and prosperous"