Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan situasi di mana pendapat kita berbeda dengan orang lain---dari topik sederhana seperti selera musik hingga isu kompleks tentang politik dan moralitas. Mungkin Anda pernah berada dalam percakapan yang memanas dan akhirnya merasa buntu, di mana tidak ada pihak yang mau mengalah atau setuju. Di sinilah muncul konsep "sepakat untuk tidak sepakat," sebuah frasa yang tampaknya sederhana tetapi penuh dengan makna mendalam. Ungkapan ini bukan sekadar kompromi, melainkan wujud dari kebijaksanaan yang mengakui bahwa ketidaksetujuan tidak harus berakhir dengan perpecahan.
KEMBALI KE ARTIKEL