Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Bapak Presiden, "Revolusi Belum Selesai!"

4 Februari 2015   14:59 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:51 10 0
“Revolusi Belum Selesai” sangat terkenal di era Presiden Soekarno. Menurut beliau, perjuangan fisik memang telah selesai, penjajah telah pergi dari bumi Indonesia, tetapi perjuangan di bidang lain sedang menunggu. Misalnya di bidang politik, hukum, ekonomi, sosial, dan seterusnya. Untuk itu semua komponen bangsa harus bersatu dan bahu-membahumenata, membangun Republik Indonesia. Jadi, “Revolusi Belum Selesai” itu mengacu kepada kelanjutan revolusi fisik sewaktu melawan penjajah dulu. Untuk mendukung semua itu diperlukan orang-orang yang “berpikiran maju” dan berjiwa “progresif-revolusioner”. Orang yang tidak mendukung ide itu disebut “kontra revolusi”. Di zaman pertentangan aliran politik yang tajam di era tahun 1955 –19 65, masing-masing pihak yang bertentangan itu saling klaim sebagai “berpikiran maju” dan berjiwa “progresif-revolusioner”.

Tetapi penentang politik Presiden Soekarno mengatakan “Revolusi Belum Selesai” itu tidak cocok lagi dipakai pasca kemerdekaan. Hanya bisa diterapkan dalam keadaan tidak menentu, kacau, pemimpin diktator—mengacu kepada teori Marxis. Tetapi bukan Soekarno namanya bila pantang menyerah jika itu baik menurutnya. Begitulah, “Revolusi Belum Selesai” terus digelorakan, terutama dalam pberbagai pertemuan dan pidatonya yang berapi-api.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun