Film ini dikreasi dengan dramaturgi yang kuat, penggarapan estetis yang tinggi, dan pemeranan yang bagus. Beberapa di antaranya, ada adegan tentara menerima dan meneliti beberapa foto jenderal yang akan diculik. Secara sengaja (dengan teknik close-up), diambil wajah-wajah yang akan diculik. Tidak ada foto Soeharto, yang kemudian hal ini membuat kontroversi mengenai peristiwa aslinya. Film pengkhianatan G-30S-PKI, dimaksudkan untuk mendukung ideologi militerisme di Indonesia, dengan menggambarkan peran militer dalam menumpas komunisme. Betapa berbahayanya jika militer disusupi oleh ideologi radikal sehingga seorang prajurit berani menghardik atasan, untuk kemudian membunuhnya. Itu secara gamblang digambarkan oleh film Pengkhianatan G-30S-PKI. Dalam Teori Sinema Dunia Ketiga misalnya, yang menyatakan bahwa pembuat film dari negara berkembang (dalam hal ini, pascakolonial). Gerakan 'Sinema Ketiga' mengkampanyekan praktik pembuatan film yang dipolitisasi di Afrika, Asia, dan Amerika Latin, sejak kemunculan pertamanya pada tahun 60-an dan 70-an dengan mengangkat isu ras, kelas, agama, dan integritas nasional.
KEMBALI KE ARTIKEL