Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Acta Diurna II & III

25 Maret 2012   11:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:30 63 0
II

sekali ini kuungkap
benar
jadi menggila
dug
membabi
dag
membuta
dig
prasangka

sekali ini tersadar
betapa
harap mengubur tulusnya
keinginan
mimpi-mimpi tak terjaga
benar
ketika harap ditanam
keinginan akan begitu manusiawi
lepas-lepas lah semua

bagiku
biarlah tidak dan tetap terjaga
dia
itu saja

selalu kupikirkan dan
akan kuberikan
sebuah ikhlas
dimana ketiadaan yang tak ingin
pula membisu

malam ini aku sangat merindukanmu
diana

III

apakah semua akan kembali sebagaimana biasa
ketika dia tak menyapa
maka diamlah

beberapa mereka telah berlalu
dan aku masih di sini
sunyi
sepi

terik mentari siang ini membuat jalan terlihat semakin tua
bayangan air bergerak di dinding dapur yang berkarat

hari ini sudah tidak sesulit kemarin
aku jadi lebih terbiasa sendiri

memandang dari kejauhan
danau kering yang berlumut
dedaunan yang jatuh dari pohonnya

dia tidaklah sejauh fatamorgana
sayup suara ranting patah terinjak
membelai
mendekat

sementara tiada siapa di bangku taman

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun