Dalam 10 hari terakhir ini jumlah pemberitaan tentang rencana hukuman mati Bali Duo menurun dengan drastis.Beberapa pemberitaan secara sporadis dalam porsi kecil masih ada. Umumnya pemberitaan yang masih ada hanya menyangkut masalah aspek sosial dari kedua terpidana mati ini.
Sampai saat ini baik Perdana Menteri Australia maupun Menteri Luar Negeri masih menunggu respon pemerintah Indonesia tentang permintaan membuka kembali saluran komunikasi langsung yang terputus untuk mendiskusikan masalah hukuman mati ini.
Pemberitaan ABC sangat menarik untuk disimak tentang unggapan rasa jenuhnya dan juga kritikan konstituen terhadap sikap dan kebijakan pemerintah saat ini dalam menagani kasus hukuman mati Bali Duo.
Salah satu anggota parlemen dari partai Liberal yang berkuasa saat ini Luke Simpkins menyampaikan bahwa para konstituennya sudah capek dengan masifnya pemberitaan tentang Bali Duo ini.
Dari berbagai sumber yang dikumpulkan oleh ABC, Luke Simpkins sebagai anggota parlemen dari West Australia menyatakan bahwa berdasarkan masukan yang dia dapat dari konstituennya menunjukkan bahwa konstituennya tidak senang dengan pemberitaan yang menyatakan bahwa Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop bersedia membayar biaya hidup kedua terhukum mati ini jika Jakarta mengubah hukuman mati ini.
Bahkan berdasarkan pemberitaan tersebut Simpkins mengusulkan bahwa pemerintah sudah melakukan segala hal dalam mengupayakan agar Bali Duo terhindar dari hukuman mati dan pemerintah mestinya mengalihkan fokusnya dari kasus Bali Duo yang sudah jenuh ini ke masalah lain yang lebih penting.
Padangan ini juga didukung oleh anggota parlemen lainnya seperti Russell Broadbent.Dia mengatakan bahwa memang sangat tragis kedua anak muda ini terlibat kasus tersebut, namun demikian segala upaya telah dilakukan.
Mereka menilai bahwa apa yang telah dilakukan oleh pemerintah Australia untuk menyelamatkan nyawa kedua terpidana mati ini sangat baik, mereka juga tidak mendukung hukuman mati, namun demikian “orang tidak ingin mendengar pemberitaan ini lagi, mereka sudah jenuh”
Dalam acara TV yang sangat pupular yaitu Question and Answer (Q&A), Bob Katter salah satu anggota parlemen yang gencar dalam memperjuangkan nasib peternak di Kennedy wilayah Utara Australia juga mempertanyakan fokum pemerintah yang terlalu banyak memperhatikan kasus hukuman mati ini.
Ketter menyinggung kembali kasus penghentian ekspor sapi ke Indonesia beberapa waktu lalu yang menghancurkan kehidupan peternak di wilayahnya.Dia mengatakan “peternak di wilayah utara Australia sudah tidak sabar lagi menunggu Perdana Menteri Australia yang baru”
Perlu diketahui bahwa pada umumnya para peternak di wilyah Australia mengkespor sapi nya ke Indonesia sebagai pasar utamanya. Pengentian arus ekspor ke Indonesia tentunya akan mengganggu kelangsungan usaha peternakan di wilayah Utara Australia Ini.