Pada acara tersebut, Julie Bishop menyatakan bahwa proyek ini merupakan inisiatif pemerintah Australia dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat Australia terhadap negara-negara Indo-Pasifik serta memperkuat people-to-people links dan institusi melalui pengiriman mahasiswa Australia ke wilayah Indo-pasifik. Dengan demikian dapat diharapkan para pelajar Australia dapat kembali pulang siap bekerja dan memiliki pengetahuan tentang Asia serta dapat menyumbang berbagai ide yang menjamin Australia siap memanfaatkan transformasi ekonomi di kawasan.Negara-negara yang dijadikan pilot program adalah Indonesia, Jepang, Singapura, dan Hongkong.
Program New Colombo Plan ini diilhami oleh keberhasilan program Colombo Plan di era tahun 1950 an dimana sebanyak 40.000 generasi muda dari berbagai negara di wilayah Asia termasuk Indonesia diundang untuk menempuh studinya di Australia. Program ini dianggap sukses karena telah menghasilkan para pemimpin berpengaruh di negaranya masing-masing sekembalinya dari Australia.
Pemerintah Australia telah berkomitmen untuk mengalokasikan dana sebesar $100 juta untuk pelaksanan program ini selama 5 tahun yang akan diimplementasikan melalui Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) bekerjasama dengan Department of Education. Diharapkan melalui kerjasama antara pihak pemerintah, universitas dan bisnis, program ini akan dapat terlaksana dengan baik.
NCP menawarkan program beasiswa kepada mahasiswa Australia, internships dan juga mobility grant untuk mendukung study dan internships ratusan mahasiswa Australia untuk mengikuti medium and short term programs. NCP memberikan kesempatan kepada universitas-universitas di Australia baik secara individu maupun dalam bentuk konsorsium yang telah memiliki mitranya di wilayah tujuan untuk mengirmkan mahasiswanya.
Program internships and mentorship merupakan salah satu program utama NCP yang akan memberikan kesempatan bagi para peserta untuk melakukan kerjasama dengan pihak bisnis dan institusi lainnya di wilayah negara penerima.
Program internships merupakan program kerja terstruktur ataupun sukarela untuk mencari pengalaman yang memberikan kesempatan kepada peserta untuk menguji keahliannya dalam kondisi lapang yang sebenarnya, mengeksplorasi berbagai opsi kesempatan kerja dan menimba pengalaman dan pengatahuan tentang struktur organisisasi.Program ini dapat dilakukan dalam beberapa minggu sampai dengan 1 tahun dengan dan tanpa digaji serta dapat dilakukan paruh waktu atau purna waktu.
Program mentorship adalah program pengembangan hubungan individu, dimana orang yang lebih berpengalaman misalnya pebisnis profesional atau akademisi membantu memberikan bimbingan kepada mahasiswa pada bidang yang ditekuninya.
Pada tahun 2014 pilot project memberikan kesempatan pada700 peserta untuk mengikuti program ini di Indonesia, Jepang, Singapore dan Hong Kong, sedangkan pengembangan ke 30 negara lainnya akan dilaksanakan pada tahun 2015.
Program NCP terbuka bagi mahasiswa yang berusia 18-28 tahun yang sedang menempuh studinya di univerisitas-universitas di Australia.Pihak universitas di Australia bertanggungjawab dalam pengaturan pengiriman mahasiswa dengan universitas mitranya di Indonesia.Universitas-universitas di Indonesia yang tertarik untuk mengikuti program ini, diminta untuk menghubungi universitas mitranya di Australia baik secara langsung atau melalui Australian Education International (www.aei.gov.au/international-network/indonesia/pages/indonesia(jakarta).aspx) atau Universities Australia (www.universitiesaustralia.edu.au). Pebisnis Indonesia atau organisasi lain yang tertarik untuk menjadi tempat internships atau mentorship disarankan untuk menghubungi Kedutaan Australia di Jakarta (ncp.jakarta@dfat.gov.au) atau sekretariat NCP (ncp.secretariat@dfatgov.au).
Pada pelaksanaan fase pertama pilot project mobility grant funding di Indonesia, telah diberangkatkan sebanyak 90 mahasiswa untuk melakukan studi dan internships dalam bidang bisnis, pendidikan, sains dan hukum.Pada beberapa pilihan studi, mahasiswa dapat mengambil internships di Pertamina dan Chevron (catatan: tempat internships lainnya yang memiliki prospek masih dapat diajukan dan dipertimbangkan).
Selanjutnya pada tanggal 25 Juni 2014 bertempat di Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Gubernur Jenderal Peter Cosgrove bersama dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop secara resmi mengumumkan 40 mahasiswa yang lolos seleksi program New Colombo Plan untuk melakukan studinya selama 1-2 semester di Indonesia, Singapura, Hongkong dan Jepang.
Pada pilot project ini terdapat 6 mahasiswa yang akan ke Indonesia, yaitu :
·Ms Brienna Lee Fister berasal dari Edith Cowan University yang menempuh studinya di Universitas Udayana dalam bidang paramedik;
·Ms Tess Harwood dari The University of the Sunshine Cost yang mengambil program internship di Universitas Satya Wacana Salatiga dalam bidang bahasa, politik dan komunikasi;
·Mr Anton Joseph Lucanus berasal dari The University of Western Australia yang mengambil studinya di Universitas Gadjah Mada dalam bidang studi tentang Indonesia dan biologi;
·Ms Kara Lee Menzies dari La Trobe University yang melakukan studinya di Universitas Sanata Dharma dalam bidang pengajaran Bahasa Indonesia;
·Ms Emma Cecilia Robert berasal dari Australian National University yangmelakukan studinya di Universitas Gadjah Mada dan Universitas Parahyangan Bandung dalam bidang kesetaraan gender;
·Ms Stephanie Skinner berasal dari James Cook University yang melakukan studinya di beberapa universitas dalam bidang bahasa, kesenian, agama dan perubahan social.
·Terpilih sebagai peraih hasil seleksi terbaik untuk mahasiswa yang akan ke Indonesia adalah Ms Emma Cecilia Robert yang sekaligus berhak menyandang Yudhoyono Fellow.
Pada tahun 2014 jumlah peserta program mobility yang ke Indonesia mencapai 660 mahasiswa yang ditempatkan diberbagai universitas dan instansi lain di Indonesia untuk menimba pengalaman.
Berangkat dari kesuksesan program Pilot Project NCP 2014, maka diluncurkan program NCP 2015 yang melibatkan lebih banyak negarayaitu 30 negara.Pada tahun 2015 akan disediakan sebanyak 60 beasiswa dan dana sebesar $8 juta untuk mendukung mobility program yang akan melibatkan lebih banyak lagi mahasiswa Australia.
New Colombo Plan Pilot Program merupakan wujud kesadaran pemerintah Australia tentang posisi strategis negara-negara kawasan Indo-Asia saat ini dan di masa yang akan datang, sehingga Australia perlu mengenal lebih jauh kawasan ini sebagai langkah antisipatif untuk menyikapi perkembangan ke depan, demi kepentingan Australia dari segi politis dan ekonomis.
Program ini layak diapresiasi secara positif dari sisi politik, ekonomi, dan promosi pendidikan dan budaya Indonesia. Dengan banyaknya mahasiswa Australia di Indonesia diyakini akan berdampak terhadap pemahaman masyarakat Australia tentang Indonesia secara utuh, sehingga kebijakan yang akan diambil jika kelak menjadi pejabat tidak didasarkan pada pemahaman yang keliru dan sepihak.
Ditinjau dari sisi promosi pendidikan dan kebudayaan, program ini akan berdampak positif bagi perkembangan pendidikan tinggi di Indonesia. Masuknya mahasiswa asing ke Indonesia akan meningkatkan peringkat universitas-universitas di Indonesia di tingkat regional dan Internasional dan sekaligus akan sedikit mengurangi ketimpangan perbandingan jumlah mahasiswa Indonesia di Australia dan mahasiswa Australia di Indonesia.
Mengingat pemilihan negara tujuan dan tempat melakukan studi sepenuhnya ada di pihak mahasiswa maka diprediksi Indonesia akan bersaing dengan negara-negara lain (sepertiJepang, Singapore dan Hongkong pada tahun 2014 san 30 negara lain pada tahun 2015) dalam menarik minat mahasiswa Australia untuk melakukan studinya di Indonesia.Oleh sebab itu diperlukan kesiapan perguruan tinggi di Indonesia dari sisi kualitas, kemudahan, dan promosi.
Walaupunmanfaat NCP lebih ditekankan pada pengayaan pengetahuan mahasiswa Australia tentang Indonesia, pihak terkait di Indonesia (universitas, pebisnis dan LSM) dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk melakukan promosi institusinya agar dapat terlibat dalam program NCP dan dapat go internasional.
Program NCP ini penting bagi Indonesia untuk menyeimbangkan jumlah mahasiswa Australia yang belajar di Indonesia yang sampai saat ini masih sangat sedikit jumlahnya (sekitar 400 mahasiswa per tahunnya) jika dibandingkan dengan jumlah mahasiswa Inddonesia yang belajar di Australia (sebanyak 17.131 mahasiswa).
Hasil evaluasi pilot project NCP 2014 menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan minat generasi muda Australia untuk melakukan studinya ke Jepang, Singapura dan Hongkong, minat ke Indonesia lebih sedikit.Hal ini kemungkinan disebabkan karena kurangnya informasi tentang aktivitas universitas-universitas Indonesia di Australia.
Disamping itu disinyalir pengajaran dalam Bahasa Inggris di universitas-universitas di Jepang, Singapura dan Hongkong menjadi dorongan generasi muda Australia lebih memilih negara tersebut sebagai tempat studinya.Oleh sebab itu, diperlukan upaya promosi yang lebih baik bagi universitas-universitas di Indonesia agara lebih dikenal bagai generasi muda Australia, mengingat program New Colombo Plan gelombang berikutnya akan melibatkan lebih banyak negara lagi sepertiCina Korea dan beberapa negara Asia lainnya.
Berdasarkan pengalaman Diretur Australian Consortium for In Country Indonesian Studies (ACICIS) Elena Robert, kemudahan dan kejelasan informasi tentang prodesur administratif di universitas yang akan dituju juga merupakan suatu kendala.Oleh sebab itu universitas-universitas di Indonesia perlu memberikan informasi secara lebih jelas bagaimana prosedur agar mahasiswa Australia dapat mendaftar sebagai mahasiswa asing.
Program New Colombo Plan dinilai telah membangkitkan minat universitas-universitas di Australia untuk berlomba mengirimkan mahasiswanya untuk mengikuti seleksi.Keberhasilan meloloskan mahasiswanya dalam proses seleksi program New Colombo Plan merupakan kebanggan tersendiri bagi universitas. Disamping itu,melalui program ini universitas-universitas di Australia juga mulai berlomba untukmeningkatkan kumunikasinya dengan universitas mitranya di Indonesia.