Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Kekacauan Penerbangan Qantas

3 Februari 2015   13:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:54 74 3
Photo : http://images.canberratimes.com.au/

Peristiwa yang sangat jarang terjadi telah menimpa penerbangan Qantas dari Melbourne ke Darwin.

Peristiwa ini bermula ketika para penumpang melakukan protes karena pesawat yang akan ditumpanginya berisi seorang pencari suaka dari Srilangka yang juga akan diterbangkan ke Darwin dan selanjutnya kemungkinan dipulangkan ke Sri Langka.

Pencari suaka tersebut bernama Puvaneethan yang berusia 25 tahun dipindahkan dari tempat tempat penahanan Maribyrnong di Melbourne ke Darwin

Dalam kejadian tersebut 3 orang penumpang dikeluarkan dari pesawat setelah mereka menolak duduk dan memasang sabuk pengaman.Penumpang ini melakukan protes karena ada pencari suaka yang diterbangkan dalam pesawat yang sama.

Para demonstran pada pagi hari telah melakukan protes untuk menghentikan pemulangan pencari suaka ini.Upaya mereka tampaknya gagal dan protes dilanjutkan dengan berkumpul di Bandara Tullamarine Melbourne dengan membagi-bagikan selebaran kepada penumpang pesawat agar dapat membantu menghentikan penerbangan. Disamping itu mereka juga menyebarkan informasi ini melalui media sosial.

Juru bicara Department of Immigration and Border Protection memastikan bahwa Puvaneethan telah dikembalikan ke tempat penampungan Maribyrnong. Pihak berwenang sangat menyayangkan terjadinya peristiwa ini, akan tetapi mereka akan tetap memulangkan Puvaneethan ke negaranya.

Kejadian ini merupakan kejadian kedua dimana penumpang menolak duduk sebagai protes atas pemulangan paksa pencari suaka oleh Department of Immigration and Border Protection.

Pada bulan Desember yang lalu penumpang peawat Air China menolak duduk sampai seorang pencari suaka asal China yang diborgol dikeluarkan dari pesawat.

Masalah pencari suaka di Australia merupakan masalah tersendiri dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah banyak mengundang protes dari aktivis human right. Kebijakan yang diterapkan pemerintah Australia berupa turn back the boat memang telah menurunkan jumlah pengungsi dan pencari suaka ke Australia dan berdampak menurunnya jumlah kapal pengungsi yang menggunakan Indonesia sebagai negara transitnya.

Melalui kebijakan ini kapal-kapal pengungsi yang tertangkap tidak diperkenankan masuk ke Australia, akan tetapi dikirim ke tempat penampungan.Salah satu tempat penampungan adalah pulau Manus di negara Papua New Guinea.

Baru-baru ini terjadi demonstrasi besar di dalam tempat penampungan untuk memprotes minimnya fasilitas yang diberikan dan oleh penggiat human right dianggap melanggarperjanjian internasional tentang perlakukan terhadap pengungsi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun