Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa jika bidang pendidikan dikelola dengan professional oleh suatu negara, pendapatan yang dihasilkan dari bidang pendidikan ini akan dapat menopang perekonomian suatu negara. Australia merupakan salah satu negara terkemuka di dunia dalam pengelolaan pendidikannya, sehingga banyak mengundang minat banyak mahasiswa asing untuk studi di negaranya.
Pada tahun 2014 tercacat pendapatan pemerintah Australia yang berasal dari mahasiswa asing mencapai $16 Milyar.Ke depan angka ini diperkirakan akan terus meningkat dengan penerapan kebijakan fast-tracked Visa dan melemahnya dolar Australia.
Mahasiswa asing di Australia memiliki kontribusi yang signifikan terhadap ekonomi Australia, karena pendapatan dari mahasiswa asing ini merupakan pendapatan pemerintah terbesar ke-4 setelah pertambangan besi yang berkontribusi sebesar $80 miliar,batu bara sebesar $40 M, gas alam sebesar $20 M.
Pada tahun 2014 jumlah mahasiswa asing di Australia mencapai 600.000 orang yang terdaftar di universitas atau institusi pendidikan lainnya dan berhasil menyediakan lapangan pekerjaan bagi 100.000 orang. Jumlah mahasiswa asing terbesar di Australia berasal dari China dengan jumlah mahasiswa sebanyak 153.000 orang pada tahun 2014. Jumlah ini hampir sebesar sepertiga dari jumlah mahasiswa asing di Australia.
Di samping India jumlah mahasiswa asing beberapa negara meningkat secara tajam seperti Nepal mengalami kenaikan 23%, Pakistan 16%, Philippine 21 %, Taiwan 24%. Sampai dengan bulan November 2014, jumlah mahasiswa Indonesia di Australia yang sebesar 17.764 orang, menempati urutan ke-9 setelah China, India, Vietnam, Korea Selatan, Thailand, Malaysia, Brazil, dan Nepal.
Pertumbuhan mahasiswa asing di Australia mulai mendapatkan momentumnya kembali pada tahun 2013 setelah sebelumnya sektor ini mendapat hantaman dari tingginya nilai dolar Australia, rumit dan mahalnya pengurusan visa, sertaadanya kompetitor dari negara lain.
Meningkatnya jumlah mahasiswa asing di Australia tentunya menggembirakan Australia. Di sisi lain pemerintah Australia menjadi lebih waspada dengan adanya kasus pemalsuan dokumen untuk mendapatkan visa pelajar dari negara tertentu seperti India dan Nepal. Kemudahan untuk mendapatkan visa pelajar ini sering disalahgunakan untuk tinggal dan bekerja di Australia. Di samping itu, mahasiswa asing setelah lulus memiliki hak untuk bekerja di Australia selama maksimum 2 tahun.
Kejadian pembatalan student visa mahasiswa asing karena memalsukan hasil tes bahasa Inggris dan dokumentasi keuangan untuk mendapatkan masuk ke perguruan tinggi Australia meningkat tiga kali lipat. Berdasarkan laporan The Australian angka ini meningkat tajam di mana pada tahun 2014 terdapat sebanyak 7061 student visayang dibatalkan, pada tahun 2013 sebanyak 4930 dan pada tahun 2012 sebanyak 1978 visa.
Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia mengatakan bahwa Departemen ini telah mengidentifikasi sebanyak 1000 Ghost Student yang masuk ke Australia dengan menggunakan student visa akan tetapi setelah masuk pindah ke college yang tidak terakreditasi.
Berdasarkan data yang ada dengan diperkenalkannya proses streamlined visa yang memberikan kemudahan bagi calon mahasiswa internasional untuk memperoleh visa, telah meningkatkan jumlah mahasiswa asing secara signifikan. Namun demikian setelah mahasiswa tersebut masuk ke Australia, mereka pindah ke college yang tidak berkualitas yang secara aturan mahasiswa tersebut tidak memiliki hak untuk memperoleh student visa sesuai dengan aturan pemerintah Australia. Praktek seperti ini termasuk tindakan illegal di Australia.
Departemen Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan telah berhasil menangkap dan membatalkan sebanyak 457 student visa dan sampai saat ini masih banyak yang sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut. Temuan lain yang mengemuka selain mahasiswa pindah program adalah mahasiswa tersebut tidak pernah muncul sama sekali dalam perkuliahan.
Disinyalir pihak agen sebagai pihak ketiga yang mengurus visa tersebut sudah mengetahui bahwa mahasiswa tersebut tidak berkualitas, akan tetapi pihak agen ini tetap saja menguruskan visanya karena cara seperti ini merupakan cara termudah untuk memperoleh visa masuk ke Australia.
Harian nasional The Australian telah berhasil mengidentifikasi sejumlah broker di Nepal yang telah dimasukkan dalam daftar hitam oleh perguruan tinggi lokal, termasuk Kangaroo Education Foundation dan Global Village International Education di Kathmandu, yang mengiklankan tingkat keberhasilan sebesar 100% dalam memperoleh student visaAustralia.
Munculnya permasalahan Ghost Student di Australia ini perlu diantisipasi dengan semakin maraknya promosi dan janji-janji yang diberikan oleh berbagai agen pendidikan di Indonesia. Hal ini perlu dicermati agar pelajar yang dijanjikan dapat menjadi mahasiswa di perguruan tinggi tertentu di Australia tidak tertipu dan terlantar.
Di samping itu pengawasan terhadap agen pendidikan ini perlu dilakukan secara ketat agar mahasiswa Indonesia dapat kuliah di perguruan tinggi yang berkualitas dan terakreditasi oleh pihak berwenang di Australia.
Jika Anda, saudara ataupun keluarga Anda ditawari oleh agen-agen pendidikan yang menjanjikan hal yang muluk-muluk seperti kemudahan masuk ke universitas terkenal, kemudahan mendapatkan nilai Bahasa Inggris dan tidak diperlukannya jaminan keuangan, serta janji dapat bekerja di Australia, maka Anda harus waspada karena kemungkinan ini adalah penipuan.