Tak kenal maka tak sayang.... Pertama kali yang saya pahami ketika datang ke Tanjung Buli Kabupaten Halmahera Timur dengan berupaya memahami kondisi sosial budaya dan bahasa suku Togutil. Budaya pada perayaan tahun baru biasanya sebagian kelompok masyarakat buli berkeliling kampung serta mendatangi untuk menyajikan musik Nyanger. Pada musik tersebut dilengkapi alat musik berupa Gambus (mirip gitar besar dengan dua senar dimainkan dengan cara dipukul-pukul dengan kayu) dan Tifa (mirip gendang kecil). Kemudian diiringi dengan menyanyi secara bersamaan. Setelah selesai biasanya si empunya rumah kasih makanan atau minum dan bila ada rejeki berlebih bisa juga dikasih angpau sebagai ucapan terimakasih. Untuk mendukung kelancaran komunikasi maka selanjutnya erupaya mempelajari bahasa yang digunakan sehari-hari oleh penduduk asli buli. Beberapa kata yang sudah saya pahami antara lain; Makan                 : Sely Mandi                  : Sisop Mari                      : Maly Sudah                 : To to Pergi tidur           : Tuli to Ngantuk             : Tututile to Ya                        : Imey Tidak                    : Pa Banyak                 : Lal Besar                    : Mamagal Kenyang             : Mosito Apa kabar           : Philesa Kaya gitulah       : Lai nato Baik                    : Mofia Jalan-jalan          : Van-van La                      : Pergi Nikmat/lezat     : Mena Suami                 : Paitua Istri                    : Maitua Kawin                : Cuki Buang air besar : Peke Sungai                : Gau Air                     : Waya Marah               : Baveto Panas                : Vanas Memang mehami karakteristik budaya suatu daerha itu sangat sulit, tapi dengan berusaha terus menerus akan terbiasa. Semoga edisi singkat ulasan budaya dan bahasa buli bisa bermanfaat saat anda akan berkunjung ke sana. Lanjutan kisah perjalan dari
Road To Buli
KEMBALI KE ARTIKEL