Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Ratna Sarumpaet: Ahok Sebaiknya Tidak Terlalu Banyak Bicara

19 Juni 2012   08:09 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:47 2522 1

Dalam pemberitaan yang berjudul: Pemikiran Sekuler Jokowi-Ahok Didukung ini memaparkan tentang ide sekulerisme yang dilontarkan oleh Ahok dalam konteks memerintah Jakarta. Sekuler di sini dalam artian memisahkan agama dalam mengatur pemerintahan, dimana Ahok secara garis besar mengusung ide “Ayat suci, no! Ayat konstitusi, yes!”

Ide ini kalau tidak salah muncul saat Ahok sedang berada di Katedral, Sabtu (19/5/2012), dan dimintai komentarnya mengenai pembatalan konser Lady Gaga di Indonesia. Saat itu Ahok mengkritik sikap para pemeluk agama tertentu yang menggunakan ayat Suci sebagai dasar untuk menolak Lady Gaga. Menurutnya, ayat suci itu harusnya digunakan untuk kepentingan pribadi. “Kita tidak boleh taat pada ayat suci. Kita taat kepada ayat-ayat konstitusi,” katanya.

Nah, statement ini ternyata menurut pemberitaan surat kabar Non Stop ini mendapat sambutan dari berbagai pihak. Ada beberapa kalangan yang di wawancarai. Salah satunya aktivis perempuan yang cukup vokal, Ratna Sarumpaet. Dalam konteks ini Ratna mendukung apa yang dikatakan Ahok. Menurutnya, apa yang diucapkan Ahok itu benar. Karena Ahok tidak mengulas agama. “Dia hanya mengatakan ayat yang berhubungan dengan agama itu dimaknai untuk kepentingan pribadi,” katanya.

Meski apa yang dikatakan Ahok itu benar, Ratna dengan tegas mengingatkan Ahok untuk tidak terlalu banyak bicara. “Saat ini ia punya peluang untuk dipojokkan orang. Ahok terlalu banyak bicara dan merugikan semua orang. Hal ini perlu ditegur. Ini untuk kepentingan Jakarta, bukan kepentingan dia.”

Menanggapi pemberitaan ini, lantas beredarlah pesan berantai entah menggunakan SMS, BBM ataupun Whatsapp. Kali ini yang mengomentari adalah pentolan FPI, Habib Salim Alatas alias Habib Selon. Sudah tentu bukan komentar mendukung yang datang darinya. Habib Selon bahkan mengharamkan umat Islam dan warga DKI Jakarta untuk memilih pasangan ini.

Berikut bunyi pesan Habib Selon:

Assalamu’alaikum wr wb. Pasangan cawagub Jokowi dan Ahok di Koran Non Stop Senin, 18 Juni 2012 di halaman terbelakang mengatakan ayat suci no dan ayat konstitusi yes. Pemikiran sekuler Jokowi dan Ahok di dukung dan dia mengatakan juga yang memisahkan kepentingan ayat suci dan konstitusi harus didukung, Jakarta butuh pemimpin yang berpikiran sekuler dan liberal. Agar masyarakat pluralis dapat terbentuk dan baik. Ujarnya kepada wartawan Non Stop. Ini pernyataan biadab, belum terpilih saja sudah jadi liberal dan menghina al Quran. Haram, murtad, kafir umat Islam dan warga DKI Jakarta memilih pasangan cawagub no 3 Jokowi dan Ahok.

“Fatwa haram” pun muncul dari Habib Selon terhadap pasangan ini. Ya, statement Ahok jelas sudah melukai salah satu komunitas berbasis agama yang jumlahnya lumayan besar di Jakarta. Terlepas baik-buruknya reputasi FPI, FPI tetap salah satu organisasi masyarakat di Jakarta yang harus dirangkul oleh siapapun kelak pemimpin yang terpilih. Seperti janji Jokowi dulu yang katanya mau mengajak bicara ormas-ormas yang terkategorisasi “radikal” dan “garis keras” di Jakarta.

Dan terlepas benar ataupun salah pernyataan kontroversial yang dikeluarkan Ahok ini, nampaknya benar pernyataan Ratna Sarumpaet agar Ahok tidak perlu terlalu banyak bicara. Karena tentunya bukan saja kredibilitasnya yang menurun, dukungan pun bisa memudar karena pernyataan tidak simpatiknya. Benar kata Ratna, ini semua bukan untuk kepentingan dia, ini untuk kepentingan Jakarta.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun