Semua jenis tanya terus menerus menghujamku, seakan mengucap sumpah setia bahwa dia akan bersamaku selamanya. Pandanganku sayup, dipenuhi bening yang menggrogoti kewarasanku "kenapa? Apa? Kok begini?" atau apa jenis tanya itu, yang terus menekan dadaku hingga sesak. Yang menciptakan aku menjadi pribadi pendiam, yang goyah jiwanya, remuk tulangnya, dan menetes darahnya.
Berpikir untuk pergi dari rumah untuk mencari kesibukan diluar sana, atau ingin menjerit sekeras-kerasnya. Hingga yang mendengarkan sampai peka karenanya. Aku ingin melewati hari ini dengan tidur panjang saja. Atau jika aku bisa seperti anak-anak kecil, ingin rasanya aku menangis lengkap dengan suaranya yang serak sambil berguling-guling layaknya anak kecil. Tapi apakah aku dianggap waras jika begitu? Tak tau lah, memang sepertinya virus sindrom gila sudah mulai akrab denganku.
Tapi nyatanya? Ku tutup rapat-rapat bibirku saat orang menggelitik ku dengan pertanyaan "mengapa?". Sebuah tanya yang sejatinya akan mendapat jawaban "ga tau" dari bibirku, atau cuma sebuah gelengan kepala. Kubungkus semua gumpalan perih ini, sampai kapan? Ah, lagi-lagi jawabnya 'ga tau'. Mungkin sampai dimana jasadku terbujur tak lagi mengalir darahnya seperti yang sempat aku inginkan.....
Ya tuhan, jangan borgol hidupku yang sudah nyaris tak kuat ini. "Kenapa?" lagi-lagi kata itu ditanyakan teman yang duduk disampingku. Entah apa yang mengundangnya untuk melemparku kata tanya itu, mungkinkah aku terlihat seperti mayat hidup dimatanya? Ah, itu tak penting dan jawaban yang paling tepat adalah "ga tau".
Padang lawas utara, 30 september 2012