Saya terperangah dan kaget sebuah media nasional terpercaya yang selama ini sering saya baca dan dianggap bagus pemberitaannya kok bisa-bisanya menulis head line seperti itu, coba perhatikan cara penulisannya saja aneh dibelakang kata sayuran ada tanda baca koma berikutnya kata sambung dan, belum lagi makna dari kata radiasi yang mencemari. Apakah saking terburu-burunya senhingga dewan redaksi yang terhormat tidak bisa mengedit/mengoraksinya? kalau tampilan seperti itu ada di media cetak yang kelasnya rendahan saya pasti tersenyum dan memaklumi.
Saya bukan ahli bahasa atau ahli Nuklir, tetapi sedikit paham tentang arti Radiasi, Kontaminasi (tercemar) dan Radioaktif tulisan seperti itu akan membuat publik bingung dan salah menangkap pesannya. Pantesan semalam saya dapat info dari teman-teman kita yang berada di Jepang sana bahwa keadaan di sana tidak segawat pemberitaan media masa yang ada. Masyarakat di sana sangat percaya terhadap pemerintahnya, artinya apabila menurut pemerintah setempat aman ya berarti betul aman dan kalau disuruh mengungsi berarti tidak aman.
Radiasi adalah sinar yang dipancarkan oleh sumber pemancar yang besaran energinya diukur menurut skala jenis sumber radiasinya, khusus untuk radiasi nuklir (radioaktif) besaran energi yang diterima objek tidak akan bisa dibaca apabila di objek tersebut tidak dipasang alat pembaca paparan (dosimeter / film badge) apabila kita mengukur besaran energi radiasi dekat objek sesaat maka yang akan diketahui adalah besarnya energi radiasi yang ada disekitar areal tesebut saat itu, berapa besar radiasi yang sudah diterima objek tersebut tidak akan diketahui.
Kalau pengukuran yang sering kita lihat di media masa baik di Jepang atau pun di Bandara SoekarnoHatta akhir-akhir ini (alat ukur yang didekatkan ke tubuh) itu adalah survey meter yang mengukur tingkat kontaminasi objek yang dikhawatirkan ada zat radioaktif yang menempel pada objek.
Suatau benda/objek yang terpapar radiasi tidak akan berubah sifatnya menjadi radioaktif (pemancar radiasi) tetapi kalau objek terkontaminasi radioaktif maka sumber radioaktif tersebut akan terus memaparkan radiasi sampai umur paruhnya habis dan untuk membuang unsur kontaminasi radio aktif tersebut perlu dilakukan dekontaminasi (pembersihan) yang repot kalau sumber radioaktif itu masuk kedalam tubuh kita yang cara masuknya bisa melalui makanan terkontaminasi yang dimakan, udara terkontaminasi yang kita hirup atau masuk melaui luka terbuka yang da dalam tubuh kita.
Ini hanya ulasan singkat dari orang awam yang merasa prihatin akan pemakaian tata bahasa Indonesia yang akhir-akhir ini sangat memprihatinkan.
Semoga pengetahuan dan wawasan kita makin bertambah sebagai bahan referensi kita dalam mengambil keputusan, menyikapi atau mengomentari suatu masalah. Aamiin......