'kapan lagi kutulis untukmu?
tulisan-tulisan indahku yang dulu
pernah warnai dunia
puisi terindahku hanya untukmu'
'mungkinkah kau kan kembali lagi
menemaniku menulis lagi
kita arungi bersama
puisi terindahku hanya untukmu'
yah, aku memang selalu merindukanmu, aksara. betapapun dendritku melupa pola yang pernah jaya di tahunan remaja kala. mudah-mudahan, aku masih terpaut aksaramu selalu. karena denganmulah aku merasa abadi meski tak ada janji tentang itu.