Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Esok

18 November 2012   14:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:06 93 0
Beberapa kali aku melihatmu, tapi belum mengenalmu.

Beberapa kali aku mendengar suara kecilmu, tapi belum pernah mendengar suara hatimu.

Beberapa kali aku menyebut namamu, namun apakah kau juga menyebut namaku disana?

Berjuang dan aku menemukan.

Semua berawal dari yang biasa. mendnegar lirih suaramu, mencari dirimu, hingga bercengkrama denganmu walau tidak pernah secara langsung (belum).

Dari tak tak tak pernah muncul, sampai kau selalu terlihat.

Dari yang tak pernah ada warna hijau dipojok tanda menyala, hingga yang berulang kali menyala. Namun aku masih takut.

Hanya melihat fotomu, aku tersipu.

Hanya melihat fotomu, aku menjadi tenang.

Entah, apa yang aku rasakan.

Saat suatu kali, detak jantung ini tak menentu lagi, berjanji akan menyapa. Dan IYA aku melakukan. walau dibaliknya ada "dua setan kecil" lainnya yang mengganggu. Namun juga menyemangati.

Aku beranikan diri. Aku menyapa.

Satu dua patah kata, berujung sebuah kalimat demi kalimat.

Kau menjawab, respon yang baik. Pikirku.

Otakku melayang tak tahu akan kemana, berputar.

Tubuhkupun seolah layu.

Dan hatiku semakin girang melompat.

Aku tak tahu apa lagi yang terjadi.

Mengenalmu, aku ingin mengenalmu jauh lebih dekat.

Menyapamu, aku ingin lebih lama bercengkrama denganmu.

Menyapamu, aku ingin mendengar jawaban darimu.

Ehm.

Bisakah kita esok bertemu lagi ?

Kembali memeulai rangkaian yang lama tak terajut ?

Memulai semuanya dengan yang baru ?

Bisakah kita esok bertemu lagi ? dilain kesempatan ?

Bisakah esok kita bertemu lagi ? saling menatap dan tersenyum ?

Bisakah esok kita bercakap-cakap, tidak lewat situs dunia maya namun secara langsung ?

Bisakah esok kita berjalan bersebelahan ? dan kau ijinkah aku menggandeng tanganmu ?

Bisakah esok kita bersama menyambut hari untuk lebih baik ?

Kau dan aku.

Esok.

Aku menunggumu,

(TA/17112012)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun