Dua hari lagi rakyat seharusnya bersemangat untuk memilih wakil-wakil mereka diparlemen, karena nasib mereka dan juga nasib negeri ini akan "dikendalikan" sepenuhnya oleh anggota parlemen. Anggota parlemen nanti akan menentukan Anggaran Negara/APBN (budgeting), membuat dan merevisi Undang-undang, sebagai kontrol kinerja pemerintah, ditambah lagi memilih (fit and proper test) anggota-anggota hakim agung, anggota KPU, anggota KPK, Gubernur BI, dan yang lainnya.
Melihat begitu berkuasanya dan menentukan begitu banyak kebijakan negeri ini, apakah kita rela menyerahkan tugas itu kepada orang-orang yang tidak kredibel, tidak amanah ?, saya yakin seluruh rakyat negeri ini tidak akan rela, tapi apa mau dikata, setiap hari kita disuguhi kasus korupsi, kolusi, perbuatan asusila baik itu dilakukan anggota legislatif, maupun "simbiosis" antara birokrat (eksekutif) dan anggota legislatif. Saat ini rakyat semua tahu pemilu begitu penting, namun sikap apatis juga begitu luar biasa sehingga mungkin angka Golput akan semakin tinggi.
Pemilu dan seluruh tahapan sebelumnya termasuk kampanye terasa "dingin", rakyat seperti apatis menyambut pemilu, seharusnya pemerintah dan juga partai politik harus bisa merubah pola pikir masyarakat tentang pemilu rakyat harus bisa menyambut pemilu dengan sukacita kembali seperti saat pemilu tahun 1955 atau pemilu tahun 1999 karena dua pemilu ini yang bisa dianggap paling demokratis dan rakyat begitu antusias untuk melaksanakan dan mensukseskan.
Tidak lain dan tidak bukan cara membangkitkan kembali antusiasme rakyat adalah, pemerintah, partai politik dan anggota parlemen harus bisa membangun kembali kepercayaan rakyat (trust building), dengan cara meningkatkan kinerja yang baik, memberantas korupsi, memperbaiki moralitasnya, dan yang paling utama adalah benar-benar memperjuangkan nasib dan kepentingan seluruh rakyat indonesia. Semoga......