Mohon tunggu...
KOMENTAR
Seni

Tradisi Larung Sesaji di Desa Sugihwaras

13 Agustus 2023   14:34 Diperbarui: 13 Agustus 2023   14:45 226 1

Dusun SugihWaras merupakan salah satu bagian dari Desa Sugihwaras. Dusun ini berada tepat di kaki gunung Kelud yang masih kental dengan kepercayaan dari tradisi leluhurnya serta dikenal sebagai desa dengan moderasi beragama yang kuat. Banyak tradisi yang mengikat pada desa ini terutama pada awal bulan pertama Tahun Baru Jawa yang terkenal dengan nama "Suro" yang bertepatan dengan 1 Muharram 1445 H. Suroan merupakan ritual bernuansa religi yang terus dipraktekkan Masyarakat Jawa hingga saat ini. Dalam kalender Masehi, 1 Suro 2023 jatuh pada Rabu (19/7/2023). Di desa sugih waras dalam pelaksanaan suroan melakukan ritual sesaji. Dimanaa diperingati setiap tanggal 1 suro dan  10 suro.

Tradisi ini sudah lama dilaksanakan oleh masyarakat Desa Sugihwaras yang bertempat di kawah gunung kelud. Tradisi ini dikenal sebagai Larung Sesaji dimana menurut warga desa sugihwaras, tradisi ini merupakan suatu tradisi yang dilaksanakan sebagai bentuk rasa syukur atas segala nikmat alam dan keberkahan yang telah diberikan. Tradisi ini sudah berlangsung sejak zaman leluhur nenek moyang dari masyarakat yang ada dibawah kaki gunung Kelud. Makna lain dari kegiatan larung sesaji ini adalah untuk menguatkan rasa gotong royong dan meningkatkan jiwa sosial masyarakat sekitar. Dan kegiatan larung sesaji ini diikuti beberapa desa di kecamatan Ngancar dan juga diikuti oleh berbagai macam agama diantaranya seperti agama Islam, Kepercayaan, Hindu, dan Kristen.

Pelaksanaan Larung Sesaji diadakan di pagi hari yang dipimpin oleh Mbah Lan (selaku pinisepuh) dengan membawa tumpeng beserta peralatan ritual yang akan dilarungkan ke kawah Gunung Kelud. Setelah acara ritual di kawah Kelud selesai para pinisepuh dan beberapa peserta turun ke parkiran tengah untuk menikmati beberapa rangkaian acara yaitu penampilan jaranan dari desa Sugihwaras, tari reog dari desa Jagul dan tari Giri Keswara.

Setelah menikmati beberapa penampilan kesenian dari beberapa desa dilanjut dengan prosesi adat ritual sesaji yang dipimpin oleh Mbah Ronggo, sebelumnya terdapat sambutan dari kades Sugihwaras dan camat Ngancar serta penyerahan sesaji dari camat Ngancar kepada Mbah Rongga selaku pemimpin ritual sesaji dan diakhiri dengan doa dari perwakilan agama Islam, Hindu, Kepercayaan, Kristen.

Acara larungan ini ditutup dengan berebut gunungan hasil bumi yang berisi buah-buahan dan sayur, ada juga tumpeng yang dilengkapi dengan lauk-pauk. Berebut isi gunungan dan mendapatkannya diyakini bisa mendatangkan berkah tersendiri bagi mereka yang terlibat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun