Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Reuni

23 September 2012   16:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:51 97 0
Pernah aku memiliki seorang teman. Berpuluh tahun kami tak pernah bertemu. Hingga suatu kali dia menghubungiku lewat pesan singkat di e-mail.
"Ayo kita reuni," ajaknya.
"Oke," jawabku.
"Kapan?" tanyaku lagi.
"Terserah, aku selalu sedia," katanya lagi.
Tapi ternyata hingga kini reuni kami tak pernah terlaksana. Bukan karena rasa rindu kurang membuncah. Tetapi memang waktu tak semudah itu untuk diraih kembali. Kebersamaan yang pernah terjalin di masa lalu, rupanya hanya jadi milik masa remaja yang tak kan pernah dapat terulang lagi.
Sekarang ada seribu alasan yang memberati. Ada segudang halangan yang harus dilalui. Ada bermacam kesibukan yang tak boleh menunggu nanti.
Banyak cerita yang terpendam menanti saat dibuka bersama. Banyak pengalaman yang mengendap ingin segera dibagi bersama. Banyak kerinduan, yang menggunung menunggu ledakan dalam canda.
Tetapi hanya tersimpan rapi dalam catatan harian. Tersusun rapat di rak buku kenangan. Terukir kian jelas di album semasa sekolah yang sampulnya semakin buram.
Ah, tak mengapa temanku. Biarpun kita tak dapat bertemu, kenangan bersamamu takkan lekang oleh waktu. Kan kusimpan di sela-sela kejenuhan hari-hariku. Untuk sekali waktu kubuka sebagai bahan mengulas masa lalu.
Terimakasih atas pengalaman yang kau bagi bersamaku. Semua tentang dirimu, akan jadi pelipur hingga hari tuaku.
Biarlah pengalaman yang pernah kita alami bersama jadi bahan cerita untuk anak cucu. Agar segala kesalahan yang pernah kita perbuat jadi bahan renungan bagi mereka hingga tak terulang lagi. Dan prestasi yang pernah kita ukir, jadi lebih baik di tangan mereka hingga kian cemerlang.
Bukankah tugas kita kini hanyalah membentuk generasi terbaik yang bisa kita hasilkan?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun