Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Perbandingan Harga Makanan Pokok

22 Januari 2014   19:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34 57 0

Kita biasanya berbelanja untuk keperluan sehari-hari, kalau tidak dipasar –pasar tradisionil, mungkin di supermaket yang banyak terdapat dikota-kota besar.Kalaulah dilihat perbedaan harga sedikit lebih mahal bila berbelanja di supermaket dari pada dipasar tradisionil. Tapi berbelanja di supermaket, enaknya kita tidak kena becek bila hujan. Lagi pula dan tidak usah repot kesana kemari, untuk mencari apa yang ingin kita beli, karena hampir semua kebutuhan kita ada di sini. Tinggal melihat daftar jenis barang yang tersedia.

Setahu saya hanya negara bagian Queensland, yang iklimnya mendekati iklim tropis, dimana sayur mayur dan pohon kelapa bisa berkembang. Sebagian besar sayuran diimpor dari Thailand. Harga cabe hijau 9,99 dolar sekilo= 107 ribu rupiah. (kurs 1dolar= 10ribu750 rupiah) Sedangkan cabe merah 1kilo=14,99 dolar. Kalau dilihat lagi kelapa 1 butir 2,99dolar. Bawang putih16.99 dolar perkilo sedangkan Jahe 14,99 perkilo.

Hidup selalu ada pilihan.

Banyak orang yang mengira,bahwa hidup di Australia itu luar biasa mahalnya. Nah, hal ini terpulang kepada kita, Kalau mau hidup dengan ala barat, jawabannya :”ya benar” Tapi kita juga ada pilihan lain, yaitu tinggal di Australia, tapi tetap dengan gaya hidup Indonesian style.

Kalau buah disini jauh lebih murahdibandingkan di negara kita, misalnya buah apel, hanya 99 cent perkilogram. Buah anggur kalau sedang panen, 1 box isi 10 kilogram, hanya senilai 6 dolar. Kalau kita hidup mau seperti orang disini ya repot juga, karena mereka ada makanan pembukaan, kemudian makan inti atau main menu dan masih ada lagi dessert atau makanan penutup. Masih ditambah lagi dengan segelas wine. Saya mengetahui ini, karena mantu kami adalah orang Australia. Jadi kalau kedatangan tamu, maka persiapannya beda dengan kedatangan tamu dari Indonesia.

Kalau gaya makan kita, yang penting sudah kenyang, ya selesai. Paling secangkir teh atau kopi sebagai penutupnya. Sebagai gambaran, untuk makanan penutup atau dessert yang terdiri dari ice cream atau pudding dan wine, cost-nya bisa lebih mahal dari makanan pokok kita. Jadi kesimpulannya: hidup di sini bisa mahal, bisa juga tidak, terpulang pada gaya hidup yang kita jalani. Kalau kami sekeluarga,memilih Indonesian Style: masak sendiri dan jarang makan di restaurant,kecuali ada yang berulang tahun.

Tidak ada pasar tradisionil disini.

Disini kita tidak menemui pasar tradisionil. Yang ada, supermaket di Mall atau ditempat –tempat tertentu.Kadang kala,ada juga pasar dadakan,yang dikenal dengan istilah Sunday Market. Mereka menjual bermacam-macam hasil kerajinan tangan, seperti taplak meja, sulaman dan beragam hasil pekerjaan tangan yang dihasilkan, dengan harga relatif lebih murah. Di pasar dadakan atau Sunday Market ini, juga dijual hasil kebun mereka sendiri yang terdiri dari berbagai jenis sayuran dan buah.

Artikel sederhana ini, sekaligus menepis anggapan, bahwa hidup di negeri Australia ini harus mewah. Semua ada pilihannya, termasuk gaya hidup yang ingin kita jalani. Bisa mahal ,namun bisa juga sederhana. Kita tinggal memilih, hidup seperti apa yang ingin kita jalani, tentunya sesuai dengan penghasilan kita.

Wollongong, 22 Januari,2014

Salam saya,

Roselina

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun