21 Januari 2011 14:52Diperbarui: 26 Juni 2015 09:19500
Menjadi ibu, berarti menghadirkan secara utuh (jiwa dan raga) dihadapan anak. Farras adalah anak yang ingin tahu segalanya. ketika bertemu sesuatu yang baru, dia akan mengucapkan, 'hah..hah..' mungkin maksudnya, "apa itu?" senang sekali menjelaskan sesuatunya kepada Farras, tetapi terkadang saya banyak pekerjaan dan pikiran. ketika bekerja saya membiarkan Farras bermain sendiri, pada awalnya dia ngamuk, tapi lama-lama terbiasa. Namun dilubuk hati saya sering merasa bersalah tidak menemaninya bermain, akhirnya, terpaksa mengajaknya bermain dan mnunggu sampai dia tidur untuk melanjukan pekerjaan. Karena keterpaksaan itulah mungkin farras dapat membaca pikiran saya, sikapnya cuek, tidak mau tertawa sekalipun saya pura-pura menunjukkan wajah yang lucu. Seperti bermain drama, berhadapan dengan anak seperti berhadapan dengan aktor kawakan yang pandai membaca gerak-gerik lawan mainnya, kita harus mempunyai watak childish dan menjiwai karakter tersebut. memasuki alam pikiran anak-anak tidak mudah, seandainya kita tidak terbiasa atau sabar mengahdapi anak-anak, dengan sukarela anak akan menjauh. Keputusan saya untuk full time mengasuh Farras menurut saya pilihan tepat. saya ingin melewatkan waktu mengenal dirinya lebih dalam. Awalnya, sulit bagi saya untuk mendongengkan cerita, bermain boneka tangan atau bermain 'suara' perut kesukaan Farras. Karena saya berniat mengenalnya, semuanya menjadi terbiasa. "berpetualang" di dunia bayi benar-benar mengasyikan.
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Akun Terverifikasi
Diberikan kepada Kompasianer aktif dan konsisten dalam membuat konten dan berinteraksi secara positif.