Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Aku Tak Perawan Lagi

21 Desember 2012   16:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:14 8893 1
Beruntung papa Jawa dapat mama Menado, cantik! Papa rugi dapetin mama dari dunia kelam hiburan malam. Mama yang beruntung papa mencintainya dengan sangat. Tapi mama juga rugi karena papa adalah sampah, yang kerjanya gak jelas, kelayar-kluyur mengandalkan harta peninggalan eyang yang gak habis dimakan 10th, tapi lebih dari 10th..diprediksi papa akan tinggal dikolong jembatan sendiri.
Usiaku masih 11th, kak Indra 14th ketika mama mengirimi aku hp murah untuk berkomunikasi denganmama. Mama sudah pergi ketika aku kelas 3, setelah pertengkaran keras terakhir dengan papa. Setelah itu papa bagaikan orang gila, siang malam kerjanya hanya kluyuran. Pulang malam atau hampir pagi dalam keadaan mabuk, kadang tak pulang beberapa hari. Tinggallah kami berdua kakak beradik penunggu rumah. Rumah yang tadinya riuh tawa, riuh canda. Aku, kakak, senyum mama gurauan papa.
Kini Mama bukan lagi milik kami, mama juga sudah menjadi punya oranglain. Mama sudah punya teman hidup baru, tapi masih ingat aku dan sayang sama kak Indra. Kami berdua tidak kekurangan makan ataupun mainan, kami hanya kekurangan dan kehilangan kemesrahan dan kehangatan keluarga.
Namun lambat laun kami terbiasa juga dengan semua kehidupan begini. Kami hidup dijaman teknologi komunikasi yang canggih. Kangen sama mama kami tinggal call, ingin bergembira, tertawa, kami bisa tertawa dengan tv, video. Ingin tanya ini itu kami bisa minta tolong paman google, yang banyak tahu dan gak ceriwis! Selain papa juga masih sayang dan memperhatikan kami.
Terkadang saja pada sa’at papa pulang kerumah dalam keadaan mabuk aku dan kak Indra merasa sangat ketakutan sekali. Mulut papa yang berbau minuman suka menciumiku, membuatku pusing. Kadang sambil menangis papa menyebut-nyebut nama mama, seolah-olah ia melihat mama pada diriku yang baru berusia 11th. Wajahku mirip sekali mama.
Belakangan aku baru tahu papa juga mengkonsumsi dan ikut mengedarkan narkoba, yang sekarang baru aku tahu adalah sejenis yang namanya sabu. Pertamakali aku ingat sa’at papa mendatangi aku dikamar, ebelumnya papa menelan sesuatu diruangan tengah. Seperti biasa papa nampak sedih ketika masuk kekamar. Siang itu sd ku masih ada liburan, sementara kak Indra yang sudah smp kelas dua masih masuk sekolah.
Papa menciumi aku dengan nafas memburu… Aku terdiam rebah dipembaringan telanjang bulat, papa juga hampir. Aku antara mengerti, juga mengerti arti sedikit air yang membasahi bagian-bagian bawah tubuhku. Aku mengerti papa tak memasukkan sesuatu kedalam alat keperempuananku, sampai akhirnya ia tertidur kecapaian dikamarku sampai Sore. Penglihatan kak Indra pun mengerti apa yang telah terjadi.
Rasa rindu kekanak-kanakkan, kolok, masih ada pada diriku, walau aku mulai semakin tegar menghadapi hidup. Hanya pada kak Indra lah hal mana masih mungkin aku dapatkan, terutama pada sa’at tidak ada papa. Siang malam aku selalu dikamar kak Indra. Dari mulai kak Indra marah sampai kak Indra sendiri yang menggendong aku membawa kekamarnya untuk tidur, kalau aku ngambek.
Kak Indra sudah punya pacar teman sekelas,aku sering meledekinya dan mendengar percakapan mereka. Aku juga tahu kakak mulai nakal suka menyimpan video-video dewasa. Aku pernah dimarahi ketika pertamakali mencuri untuk memutar video tsb. namun karena kebandelanku kakak akhirnya tidak peduli lagi. Sekarang aku tidak bisa diganggu gugat, siang malam aku dikamarnya,tidur bersamanya. Aku bahkan iseng menerobos masuk sa’at kak Indra sedang mandi. Kami mandi bersama sambil bercanda dan saling menyabuni tanpa ada rasa malu tanpa ada yang ganjil.
Satu lagi, Anton adalah mahasiswa semester 4. Tak terlalu tampan, cerdas, dialah orang pertama yang kuberi kesempatan untuk berani menyatakan cinta didepanku, disa’at aku sudah kelas 2 smu, 17th. Namun cinta kami hanya berjalan 4bln setelah dia dengan upayanya yang tak terlalu keras membawa aku kesebuah kamar hotel. Dengan rayuan-rayuan bombastis, dengan kecupan-kecupan sayang, rabaan-rabaanpada daerah sensitif berhasil membuatku mengerang dan menggelinjang. Anton bukan hanya berhasil membuat aku kakasihnya menyerah tapi malah membuatku mengharapkan sangat...
Bagai sepasang pengantin, diranjang hotel yang empuk kami melakukan hubungan sex yang pertamax. Aku begitu menikmatinya. Aku tak peduli dengan apa yang sedang dilakukan Anton, apa yang diamatinya pada sekitar kewanitaanku, aku hanya ingin melakukannya sampai puas…
Tapi kemesrahan dan kasih-sayang Anton pada sa’at kami memulai diatas ranjang hotel tak aku rasakan lagi pada sa’at dalam perjalanan pulang didalam mobil. Bahkan sebaliknya Anton sinis sekali, seperti begitu jijiknya tatapan Anton padaku. Menyebalkan ! Anton mulai menunjukkan belang sesungguhnya."Aku tak bisa menyintai lak-laki model ini!".
” Ada apa Anton ? Kamu kenapa, katakan saja apa masalahnya, tokh! aku belum apa-apamu kan..”
Anton mengerutkan keningnya berfikir seperti orang punya otak.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun