Dampak budaya paternal yang paling terasa memang punya impact besar terhadap pembedaan gender dan khususnya bagaimana masyarakat memandang kaum wanita. Seperti contoh kasus yang pernah diungkapkan oleh aktris Geena Davis, keynote speaker gerakan ArcLight's Women in Entertainment, bagaimana peluang karier perempuan di industri perfileman Hollywood amatlah terbatas dan ada gap yang signifikan antara pendapatan aktor dan aktris. Belum lagi perlakuan kru film yang mencolok antara pekerja sinema wanita dan laki-laki.
Di Asia, khususnya di Indonesia, budaya paternal - kultur yang memposisikan kaum adam sebagai tolak ukur sosial - memang masih amat mendominasi. Diakui atau tidak, realitanya memang kesetaraan gender adalah fakta jauh panggang dari api. Isu tentang poligami juga tidak luput adalah substansi yang melekat erat sebagai dampak budaya paternalistik.