Sebelum terjadinya pandemi ini, kita melakukan kegiatan sehari-hari secara normal, bekerja dikantor, mengajar di sekolah atau kampus, berdagang ke pasar, belanja atau sekedar nongkrong di mall.
Kini, semenjak tragedi pandemi menguji negeri kita ini, semua aktivitas kita menjadi tidak biasa (baca: tidak normal). Kita diminta bekerja dari rumah, mengajar dari rumah, bahkan belanja kebutuhan sehari-hari pun dari rumah.
Untuk bisa melakukan itu semua, kini kita sangat bergantung kepada perangkat mobile atau laptop, kini kita semakin sangat bergantung pada koneksi internet untuk bisa beraktivitas secara online.
Hal ini bukan hanya terjadi di negara kita, tetapi melanda hampir ke seluruh negara di dunia, semua sedang sedang mengalami hal yang sama, dunia sedang melawan Corona.
Bayangkan jika hari ini koneksi internet diseluruh dunia mati?
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, kini kita diminta oleh Negara untuk melakukan semuanya secara online dari rumah, demi menjaga kesehatan lahir dan batin kita dari penularan Covid-19.
Terkait aktivitas pendidikan, pemerintah kita mengeluarkan aturan untuk belajar dari rumah secara online.
Terkait aktivitas bekerja sehari-hari, pemerintah kita menghimbau untuk melakukannya dari rumah, pun secara online.
Sebagian dari kita yang melek teknologi, hal tersebut tentu dapat dengan mudah kita lakukan adaptasi.
Kita yang melek teknologi, sejak sebelum terjadi pandemi sudah terbiasa berkirim email, berkirim dokumen pekerjaan lewat Whatsapp, bahkan meeting pun bisa dilakukan dengan video conference.
Kita yang melek teknologi, sejak sebelum terjadi pandemi sudah terbiasa belanja dari rumah, membeli kebutuhan apapun dari rumah baik melalui marketplace atau sekedar membeli makanan melalui jasa ojol (baca: ojek online).
Kemudian terkait dengan aktivitas pendidikan, guru dan siswa sekarang dituntut untuk mau berpindah aktivitas belajar mengajarnya melalui online.
Bagi guru yang melek teknologi, tentu mudah untuk segera beradaptasi, tetapi bagi guru-guru usia lanjut, tentu mereka akan mengalami kesulitan beradaptasi.
Bagi siswa yang orang tuanya dapat dengan mudah memberikan perangkat laptop atau smartphone lengkap dengan koneksi internet, belajar dari rumah mudah dilakukan, bagaimana dengan siswa yang orangtuanya tidak bisa memberikan semua fasilitas itu?
Tentu mereka akan kesulitan untuk beradaptasi dengan aturan belajar dari rumah secara online.
Bahkan kini, terjadi satu fenomena yang cukup menarik menurut pengamatan saya, yaitu semenjak sebagian pondok pesantren di Indonesia memulangkan sementara para santrinya, kini para Kyai sebagian sudah mengaji secara online.
Bekerja dari rumah secara online, mengajar dari rumah secara online, belajar dari rumah secara online, belanja dari rumah secara online, dan mengaji pun dari rumah secara online.
Pada akhirnya, kini semua serba online.
Sampai kapan itu semua terjadi? Tentu sampai pandemi Covid-19 ini berakhir dan kita kembali hidup secara normal.
Rori Idrus
1. Guru di SMK 2 Pondok Pesantren Al Hikmah 1 Benda Sirampog Brebes Jawa Tengah.
2. Pengurus FMPP (Forum Masyarakat Peduli Pendidikan) Kecamatan Sirampog
3. KBC 57 Brebes Jawa Tengah